tag:blogger.com,1999:blog-76439688837932219852024-03-13T00:57:36.004-07:00Islamic CenterIslam adalah agama yang paling sempurna olehkarena itu saya membuat blog ini.Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-10765675145434267452011-12-12T00:52:00.000-08:002011-12-12T00:53:35.771-08:00Langit Sebagai Atap Yang Terpelihara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="arabic" style="color: white; text-align: center;">بسم الله الرحمن الرحيم</div><div class="arabic1" style="color: white; text-align: center;">الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :</div><div class="arabic1" style="color: white; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: white;"> </div><div style="color: white;"></div><div style="color: white; text-align: justify;"><img alt="Langit Sebagai Atap Yang Terpelihara" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469427888014528946" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYxsv8HXS6tMPgUa15zKX5Xmiq1ubcp_-JmuTXcjQlFRM_3RUA3COBLyXOMJqWNtZdiAcolbVpNm3mukIlp4xrJgEdvqfKswf1TQBmoHWQ-zcpo0SzfVrdqdvMzd9Q1s4DHvf9splQH8/s320/meteor2.jpg" style="float: left; height: 163px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 230px;" /><span style="font-weight: bold;">Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit :</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div class="arabic1" style="color: white;">وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Artinya : "Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (QS Al-Anbiya : 32)</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-weight: bold;">Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah </span><a href="http://sains.artikelislami.com/2010/05/rahasia-besi-dalam-al-quran.html" style="font-weight: bold;" title="Rahasia Besi Dalam Al-Quran">meteor</a><span style="font-weight: bold;">, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"><img alt="Langit Sebagai Atap Yang Terpelihara" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469428285643868450" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqX9hyh3jzKpn7b-PQZDVImgEOmEHoZ5Gw3F9fZ6UhqjGr_RTr0MwY7kj8EFoCzawH0u1JP9PzPoRYgkFiVgO6Z1cISwTQa15DfSATDe-Jg8CFdEa28pVZpNyJpF89DoHKpnTb6KLyECY/s320/atmosfer.jpg" style="float: right; height: 212px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 204px;" /><a href="http://sains.artikelislami.com/2010/03/lapisan-lapisan-atmosfer-dalam-al-quran.html" style="font-weight: bold;" title="Lapisan-Lapisan Atmosfer Dalam Al-Quran">Atmosfir</a><span style="font-weight: bold;"> juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Dr. Hugh Ross berkata tentang peran penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><img alt="Langit Sebagai Atap Yang Terpelihara" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469429255774359938" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbg4lfAsDnxSEjX0SQnPoDz0kOhHnfirvj1QX_4glUgPb2bX9NXO27yyNg8xBIPV-XQJuesLMbgGbWUMsr_jD9lHzYPAEVp3vMZv9YG8_182Wt96D5x_pkSotQXEPOD1kSQo22fSGg1Cc/s320/sun_ultraviolet.jpg" style="display: block; height: 205px; margin: 0px auto; text-align: center; width: 250px;" /></div><div style="color: white;"><span style="font-weight: bold;">Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-weight: bold;">Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-weight: bold;">sumber: http://sains.artikelislami.com/2010/05/langit-sebagai-atap-yang-terpelihara.html </span></div></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-88809085370554477862011-12-12T00:51:00.000-08:002011-12-12T00:51:35.260-08:00Penjelasan Larangan Wanita Pergi Sendiri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="arabic" style="text-align: center;">بسم الله الرحمن الرحيم</div><div class="arabic1" style="text-align: center;">الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :</div><div class="arabic1" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="facebook" style="float: right; margin: 0 auto 0 10px;"><span class="fb_share_size_Small fb_share_count_wrapper"><span></span><span class="fb_share_count_nub_top "></span><span class="fb_share_count fb_share_count_top"><span class="fb_share_count_inner"></span></span><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="cursor: pointer;"><span class="FBConnectButton_Text"></span></span></span></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPnU2N3p8QsaxeEtCXjqdhcsaLPb6vENFWlK3jfRSCX9UAH8tCFWOiLy4Oz1Zy_CBDSzMTwndhmLcSmLz2sYqS-laIgpGeZ-DkCEEDSYipNRsQb2EGQ8nlJnsaivYdO0I1S0JGYVIZwTky/s1600/roal-to-musafir.jpg"><img alt="Penjelasan Larangan Wanita Pergi Sendiri" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5639225015475801922" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPnU2N3p8QsaxeEtCXjqdhcsaLPb6vENFWlK3jfRSCX9UAH8tCFWOiLy4Oz1Zy_CBDSzMTwndhmLcSmLz2sYqS-laIgpGeZ-DkCEEDSYipNRsQb2EGQ8nlJnsaivYdO0I1S0JGYVIZwTky/s320/roal-to-musafir.jpg" style="float: left; height: 153px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 230px;" /></a><span style="color: #3333ff;"></span><br />
saya pernah membaca hadis dalam buku sahih Bukhari Muslim : <br />
<br />
Diriwayatkan dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu- katanya : Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda : "Haram bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat mushafir, di mana perjalanannya melebihi dari tiga hari melainkan bersama ayah, anak lelaki, suami, saudara lelaki atau siapa saja mahramnya yang lain." <br />
<br />
pertanyaan saya : <br />
<br />
1. apakah mushafir itu maksudnya disini hanya "dalam perjalanan" atau ada syarat-syarat lain bagi seseorang untuk bisa dikatakan mushafir? <br />
2. Apakah saudara sejenis (misalnya seorang wanita, dengan adiknya yang wanita juga), teman sejenis, atau keluarga yang lain yang sejenis itu dapat dikatakan mahram? <br />
3. jika jawaban pertanyaan nomor 2 bukan mahramnya, lantas apakah wanita tidak boleh melakukan mushafir 3 hari (berdasarkan hadis di atas) hanya dengan kerabat sejenis mohon penjelasannya dari anda. <br />
<br />
terima kasih. <a name='more'></a><br />
<br />
<span style="color: #ff6600; font-style: italic;">Oji, Kal-Sel</span> <br />
<br />
<span style="color: #3333ff;">Jawaban :</span> Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh <br />
<br />
Riwayat yang menyatakan tentang larangan wanita bepergian kecuali tanpa mahram sangatlah banyak. seperti yang anda cantumkan yang menyebutkan batasan 3 hari. ada pula yang menyebutkan larangan bepergian 2 hari, ada pula yang satu hari, ada pula larangan secara mutlak wanita bepergian tanpa mahram. <br />
<br />
<ul><li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Dalil%20Tentang%20Larangan%20Wanita%20Bepergian%203%20Hari" title="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 3 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 3 Hari</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Dalil%20Tentang%20Larangan%20Wanita%20Bepergian%202%20Hari" title="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 2 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 2 Hari</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Dalil%20Tentang%20Larangan%20Wanita%20Bepergian%201%20Hari" title="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 1 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 1 Hari</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Dalil%20Tentang%20Larangan%20Wanita%20Bepergian%20Sejauh%2012%20Mil" title="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian Sejauh 12 Mil">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian Sejauh 12 Mil</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Penjelasan%20Yang%20Disebut%20Bepergian%20Bagi%20Wanita" title="Penjelasan Yang Disebut Bepergian Bagi Wanita">Penjelasan Yang Disebut Bepergian Bagi Wanita</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Daftar%20Mahram%20Bagi%20Wanita" title="Daftar Mahram Bagi Wanita">Daftar Mahram Bagi Wanita</a></li>
<li><a href="http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html#Penjelasan%20Wanita%20Bepergian%20Bersama%20Saudara%20Sejenisnya" title="Penjelasan Wanita Bepergian Bersama Saudara Sejenisnya">Penjelasan Wanita Bepergian Bersama Saudara Sejenisnya</a></li>
</ul><br />
<br />
- <a href="" name="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 3 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 3 Hari</a> Kecuali Bersama Mahram : <br />
<br />
<div class="arab">لا يحل لامرأة تؤمن بالله واليوم الآخر تسافر سفرا ثلاثة أيام فصاعدا إلا ومعها ذو محرم أبوها أو ابنها أو أخوها أو زوجها أو ذو محرم</div><br />
Artinya : "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian 3 hari atau lebih kecuali bersama mahramnya, ayahnya, anaknya, saudara laki-lakinya, suaminya, atau yang termasuk mahramnya." <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر المرأة فوق ثلاث الا مع ذي محرم</div><br />
Artinya : "Tidak (boleh) wanita bepergian diatas 3 (hari) kecuali bersama mahramnya." <br />
<br />
<div class="arab">أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى أن تسافر المرأة ثلاثا إلا ومعها ذو محرم</div><br />
Artinya : "Bahwa Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang wanita untuk bepergian 3 (hari) kecuali bersama mahramnya." <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر امرأة ثلاثة أيام فصاعدا إلا مع أبيها أو ابنها أو أخيها أو زوجها أو ذي محرم</div><br />
Artinya : "Tidak boleh wanita bepergian 3 hari lebih kecuali bersama ayahnya, anaknya, saudara laki-lakinya, suaminya atau mahramnya." <br />
<br />
- <a href="" name="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 2 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 2 Hari</a> Kecuali Bersama Mahram : <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر المرأة يومين إلا مع زوجها أو ذي محرم</div><br />
Artinya : "Tidak boleh wanita bepergian 2 hari kecuali bersama suaminya atau mahramnya." <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر المرأة مسيرة يومين وليلتين إلا ومعها زوجها أو ذو محرم</div><br />
Artinya : "Tidak boleh wanita bepergian sejauh perjalanan 2 hari 2 malam kecuali bersama bersama suaminya atau mahramnya." <br />
<br />
- <a href="" name="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 1 Hari">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian 1 Hari</a> Kecuali Bersama Mahram : <br />
<br />
<div class="arab">لا يحل لامرأة تؤمن بالله واليوم الآخر تسافر يوما إلا ومعها ذو محرم</div><br />
Artinya : "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian 1 hari kecuali bersama mahramnya." <br />
<br />
<div class="arab">لا يحل لامرأة تؤمن بالله واليوم الآخر أن تسافر مسيرة يوم وليلة إلا مع ذي محرم</div><br />
Artinya : "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sejauh perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya." <br />
<br />
- <a href="" name="Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian Sejauh 12 Mil">Dalil Tentang Larangan Wanita Bepergian Sejauh 12 Mil</a> Kecuali Dengan Mahram : <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر امرأة بريدا إلا ومعها ذو محرم</div><br />
Artinya : "Tidak boleh wanita bepergian sejauh barid kecuali bersama mahram." Abu Bakar berkata : Barid adalah 12 mil. <br />
<br />
Dan masih banyak lagi riwayat hadits dengan lafadz yang berbeda-beda. sebab bedanya lafadz-lafadz tersebut karena bedanya para penanya sebagaimana yang dijelaskan Imam An-Nawawi. sebagian menanyakan 3 hari, sebagian lain menanyakan 2 hari, sebagian lain lagi menanyakan 1 hari. ada pula 12 mil. akan tetapi semua hadits diatas tidak ada yang bertentangan satu sama lain. karena Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga bersabda yang menggabungkan semua hadits diatas : <br />
<br />
<div class="arab">لا تسافر امرأة الا مع ذي محرم</div><br />
Artinya : "Tidaklah (boleh) wanita bepergian kecuali bersama mahram." <br />
<br />
Pada hadits diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak menyebutkan batasan bepergian atau jarak bepergiannya. akan tetapi dengan lafadz umum yang mencakup semua larangan diatas. yaitu larangan wanita untuk bepergian secara mutlak kecuali bersama mahramnya. <br />
<br />
- <a href="" name="Penjelasan Yang Disebut Bepergian Bagi Wanita">Penjelasan Yang Disebut Bepergian Bagi Wanita</a> <br />
<br />
Pada semua lafadz hadits diatas disebutkan kata "safar" yang berarti bepergian. dan bukan yang dimaksud "safar" disini seperti bepergian dengan jarak yang diperbolehkan untuk meng-qoshor sholat. karena ulama juga berbeda pendapat tentang jarak orang disebut musafir. <br />
<br />
Sebagaimana yang disebut dalam hadits terakhir diatas, maksud bepergian disini adalah semua yang disebut bepergian, entah berapapun jaraknya. karena dalam masalah ini, bukan jarak yang menyebabkan larangan tersebut, akan tetapi aktifitas bepergian tanpa mahram itu sendiri yang dilarang. <br />
<br />
Jika disuatu tempat, orang-orang disana menyebut bahwa seseorang yang keluar dari kampung disebut sebagai orang yang bepergian, maka dia telah bepergian (musafir). <br />
<br />
- <a href="" name="Daftar Mahram Bagi Wanita">Daftar Mahram Bagi Wanita</a> <br />
<br />
Allah telah menyebutkan siapa saja yang menjadi mahram bagi seorang wanita. Allah berfirman : <br />
<br />
<div class="arab">وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ</div><br />
Artinya : "Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka." (QS An-Nur : 31) <br />
<br />
Para mahram yang disebutkan dalam ayat diatas dan selainnya adalah : <br />
<br />
1. Suami. <br />
2. Anak laki-lakinya atau seterusnya. <br />
3. Anak laki-laki suaminya (yang bukan dari rahimnya) atau seterusnya. <br />
4. Saudara laki-laki seibu sebapak, atau sebapak saja, atau seibu saja. <br />
5. Anak laki-laki dari saudara laki-lakinya atau seterusnya. <br />
6. Anak laki-laki dari saudara perempuannya atau seterusnya. <br />
7. Ayahnya atau seterusnya. <br />
8. Saudara laki-laki sepersusuan. kerena saudara sepersusuan memiliki hukum seperti saudara kandung. <br />
9. Suami ibunya dan seterusnya. <br />
10. Suami anaknya dan seterusnya. <br />
11. Ayah suaminya (ayah mertua). <br />
<br />
Semua yang disebut mahram adalah laki-laki. adapun saudara perempuan tidak disebut mahram. karena mahram artinya laki-laki yang diharamkan untuk menikahinya karena sebab nasab, persusuan atau mushoharoh. <br />
<br />
- <a href="" name="Penjelasan Wanita Bepergian Bersama Saudara Sejenisnya">Penjelasan Wanita Bepergian Bersama Saudara Sejenisnya</a> <br />
<br />
Dalam hadits diatas sangatlah jelas akan larangan wanita bepergian. dan Syariat hanya membolehkan wanita bepergian dengan suami atau mahramnya. dan bepergian bersama saudara-saudara sejenisnya tetap masuk dalam larangan diatas. <br />
<br />
Walaupun Imam Malik membolehkan wanita pergi sendiri atau dengan sejenisnya untuk haji wajib. sebagian ulama membolehkan wanita bepergian sendiri atau dengan sejenisnya untuk ibadah yang wajib seperti haji wajib, umrah wajib, atau menuntut ilmu. akan tetapi ini adalah pendapat yang marjuh (ada pendapat yang lebih kuat dari pada ini). <br />
<br />
Adapun pendapat yang paling kuat adalah bahwa wanita dilarang bepergian untuk keperluan apapun. entah itu haji wajib, umrah wajib atau yang lainnya. apa lagi bepergian untuk keperluan yang mubah saja entah berapapun itu jarak dan masanya kecuali bersama mahramnya sebagaimana yang dijelaskan pada hadits-hadits diatas. <br />
<br />
Perlu diingat. larangan yang menyebutkan 3 hari, 2 hari atau 1 hari bukan berarti wanita boleh bepergian dari Jakarta ke Kuala Lumpur tanpa mahram karena jarak Jakarta-KL hanya 1 jam dengan pesawat. akan tetapi maksud dari jarak perjalanan 3, 2 atau 1 hari adalah dengan jalan kaki sebagaimana zaman Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dahulu. juga terdapat hadits yang melarang bepergian dengan jarak 12 mil kecuali bersama mahram. dan yang jelas, larangan apapun yang disebut bepergian secara mutlak kecuali bersama mahram pada hadits terakhir yang disebutkan diatas. <br />
<br />
Wabillahi at-taufiq<br />
<br />
sumber: http://tanya.artikelislami.com/2011/08/penjelasan-larangan-wanita-pergi.html </div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-88537856508321016642011-12-12T00:49:00.000-08:002011-12-12T00:49:16.656-08:00Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.bayisehat.net/images/artikel/02/001/007/924/P" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="http://www.bayisehat.net/images/artikel/02/001/007/924/P" width="320" /></a></div><br />
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi "tak mau tahu" alias ignoran). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang Tuhan. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan mahapenting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik.<br />
<a name='more'></a><br />
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:<br />
<br />
Tanya 1: "Bu, Tuhan itu apa sih?"<br />
<br />
Jawablah:<br />
<br />
"Nak, Tuhan itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, katak, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
Tanya 2: "Bu, bentuk Tuhan itu seperti apa?"<br />
<br />
Jangan jawab begini:<br />
<br />
"Bentuk Tuhan itu seperti anu ..ini..atau itu...." karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.<br />
<br />
Akan tetapi jawablah begini:<br />
<br />
"Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing, semuanya. nah, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
<br />
<div class="arab">فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ</div><br />
Artinya : "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS Asy-Syuraa : 11)<br />
<br />
Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat Tuhan?<br />
{Bagian ini ditambahkan setelah berdiskusi Miss VogueChica-saudari kita dari Negeri Jiran, Malaysia.}<br />
<br />
Jangan jawab begini:<br />
<br />
Karena Tuhan itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.<br />
<br />
Jawaban bahwa Tuhan itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.<br />
Al-Hadid (57) ayat 3 :<br />
<br />
<div class="arab">هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ</div><br />
Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."<br />
<br />
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Tuhan dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Tuhan itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.<br />
<br />
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) "barang" dan "sesuatu" yang ditujukan pada Tuhan. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syuraa di atas bahwa Allah itu "Allah itu bukan sesuatu;" "tidak sama dengan sesuatu;" melainkan Pencipta segala sesuatu.<br />
<br />
Jawablah begini:<br />
<br />
"Mengapa kita tidak nampak Allah?"<br />
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )<br />
"Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak 'kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita melihat Pencipta matahari itu. Iya 'kan?!"<br />
<br />
Atau bisa juga beri jawaban:<br />
<br />
Adek, lihat langit yang luas dan 'besar' itu 'kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit 'kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita shalat. Allah Mahabesar.<br />
<br />
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek 'kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari adek setelah itu?<br />
<br />
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. "Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara."<br />
<br />
Jangan jawab begini:<br />
<br />
"Nak, Tuhan itu ada di atas. atau di surga."<br />
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Tuhan. berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong?<br />
<br />
Juga jangan jawab begini:<br />
<br />
"Nak, Tuhan itu ada di mana-mana."<br />
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Tuhan itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.<br />
<br />
Jawablah begini:<br />
<br />
"Nak, Tuhan itu dekat dengan kita. Tuhan itu selalu ada di hati setiap orang yang shaleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Tuhan selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada."<br />
<br />
<div class="arab">وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ</div><br />
Artinya : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)<br />
<br />
Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah Tuhan?"<br />
<br />
Jangan jawab begini:<br />
<br />
"Karena kalau kamu tidak menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke surga."<br />
<br />
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Tuhan, bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka, "Masak sama Tuhan kayak dagang aja! Yang namanya Tuhan itu berarti butuh penyembahan! Tuhan kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!"<br />
<br />
<div class="arab">وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ </div><br />
Artinya : "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada." (QS Al-Hadid : 4)<br />
<br />
<div class="arab">وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ</div><br />
Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah." (QS Al-Baqarah : 115)<br />
<br />
"Tuhan sering lho bicara sama kita. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan. nah, itulah bisikan Tuhan untukmu, Sayang." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
<div class="arab">وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ </div><br />
Artinya : "Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS Al-Baqarah : 213)<br />
<br />
"Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)<br />
<br />
Jawablah begini:<br />
<br />
"Nak, kita menyembah Tuhan sebagai wujud bersyukur karena Tuhan telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi. kalau mesti bayar, 'kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.<br />
<br />
Kalau Adek gak nyembah Tuhan, Adek yang rugi, bukan Tuhan. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
<div class="arab">إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ</div><br />
Artinya : "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam." (QS Al-Ankabut : 6)<br />
<br />
Katakan juga pada anak:<br />
<br />
"Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Tuhan, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
"Kenapa, Bu?"<br />
<br />
"Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Tuhan tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Tuhan selalu ada untuk kamu. Nanti, Tuhan juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu."<br />
<br />
"Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Tuhan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)<br />
<br />
Pentingnya pendidikan dini sejak dalam kandungan<br />
<br />
Sebelum ilmuwan Barat menemukan dan menyarankan para ibu hamil agar memperdengarkan musik klasik untuk meningkatkan IQ janin yang sedang dikandungnya, tradisi muslim sudah melakukan hal serupa. Para orang tua muslim yang sedang menunggu momongan lahir dianjurkan untuk lebih rajin mengaji atau memperdengarkan rekaman resitasi al-Quran.<br />
<br />
Seorang arif billah berkata pada saya, sebenarnya adanya hukum tajwid dalam Quran, selain untuk tujuan akurasi pelafalan (tartil), juga merupakan alunan nada Yang Qadim. Dengarkan dengan saksama sambil tafakur tanpa berpikir apa-pun dan tanpa hati berbisik-bisik apa pun. Dengarkan dengan syir hati, kata beliau. Mencerdaskan akal dan hati sehingga tersingkirlah kegelapan syirik dalam diri. Allahua'lam.<br />
<br />
Kesalahan orang tua muslim masa kini adalah lebih sibuk mencarikan les-les bahasa Inggris, matematika, atau piano. Mereka bangga anaknya sudah bisa bahasa Inggris atau nilai matematikanya bagus. Mereka tidak prihatin atau sedih kalau anak-anaknya belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah. huruf-huruf yang mengantarkan anak-anak juga orang tuanya pada keridhaan dan kasih sayang Tuhan di dunia dan di akhirat.<br />
<br />
Ya Allah, jika kini Engkau belum karuniai kami keturunan, maka karuniailah kami dan karuniai juga atas kami kemampuan untuk menjaga amanat-Mu ini sehingga keturunan kami menjadi insan-insan yang Engkau ridai. Amin.<br />
<br />
Allahua'lam.<br />
<span style="color: #3333ff;"></span><br />
<span style="color: blue;">Sumber : http://muxlimo.blogspot.com/2011/06/jika-anak-bertanya-tentang-tuhan.html</span></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-23270197834304416582011-08-15T22:27:00.000-07:002011-08-15T23:01:05.378-07:00Keutamaan Puasa di bulan Ramdhan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="arabic" style="text-align: center;">بسم الله الرحمن الرحيم</div><div class="arabic1" style="text-align: center;">الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :</div><div class="arabic1" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="facebook" style="float: right; margin: 0 auto 0 10px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.artikelislami.com%2F2011%2F08%2Fkeutamaan-puasa-ramadhan.html&t=Keutamaan%20Puasa%20Ramadhan%20%7C%20Artikel%20Islami&src=sp" name="fb_share" style="text-decoration: none;" type="box_count"><span class="fb_share_size_Small fb_share_count_wrapper"><span class="fb_share_count_nub_top "></span><span class="fb_share_count fb_share_count_top"><span class="fb_share_count_inner">254</span></span><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="cursor: pointer;"><span class="FBConnectButton_Text">Bagikan</span></span></span></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHCvnUIaLaM2HcJV7VfC_700DBxb9mE8SnXAg3OzhQ3ZmFTR7vekOg_jOOF8IXRRoEPERAJMn-DSgrNHbQk7m-Nzkx_RuSiycRd9ftHknwJ3SnWw6mQRVIXlPrOqUwdDZ3pcxUlrFIm_o/s1600/ramadan3.jpg"><img alt="Keutamaan Puasa Ramadhan" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5635905660202436562" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHCvnUIaLaM2HcJV7VfC_700DBxb9mE8SnXAg3OzhQ3ZmFTR7vekOg_jOOF8IXRRoEPERAJMn-DSgrNHbQk7m-Nzkx_RuSiycRd9ftHknwJ3SnWw6mQRVIXlPrOqUwdDZ3pcxUlrFIm_o/s320/ramadan3.jpg" style="float: left; height: 184px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 230px;" /></a>Sebagaimana diketahui bahwa puasa adalah salah satu ibadah terbesar dan sebaik-baiknya amalan ketaatan. dan puasa ramadhan adalah puasa tertinggi dan wajib hukumnya bagi semua muslim. Allah menyatakan bahwa amalan puasa adalah untuk-Nya dan Dia langsung yang memberi balasan yang berlipat-lipat, dikhususkan dengan pintu surga dan dipanggillah orang-orang yang berpuasa darinya untuk masuk, tidak akan memasuki surga lewat pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<ul><span style="font-size: 130%;"><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html" title="Keutamaan Puasa Ramadhan">Keutamaan Puasa Ramadhan</a></span>
<li><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html#Puasa%20Amalan%20Ummat%20Sebelum%20Kita">Puasa Amalan Ummat Sebelum Kita</a></li>
<li><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html#Puasa%20Sebab%20Diampuninya%20Dosa">Puasa Sebab Diampuninya Dosa</a></li>
<li><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html#Pahala%20Puasa%20Tidak%20Terhingga">Pahala Puasa Tidak Terhingga</a></li>
<li><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html#Dua%20Kebahagiaan%20Bagi%20Orang%20Yang%20Berpuasa">Dua Kebahagiaan Bagi Orang Yang Berpuasa</a></li>
<li><a href="http://www.artikelislami.com/2011/08/keutamaan-puasa-ramadhan.html#Puasa%20Memberi%20Syafaat%20Bagi%20Pelakunya">Puasa Memberi Syafaat Bagi Pelakunya</a></li>
</ul><br />
<br />
Banyak sekali keutamaan puasa pada bulan ramadhan yang dikabarkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. diantara keutamaan puasa ramadhan adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1. <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=2327019783430441658" name="Puasa Amalan Ummat Sebelum Kita">Bahwa puasa juga diwajibkan atas ummat sebelum kita</a>. Allah berfirman :<br />
<br />
<div class="arab">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><br />
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqoroh : 183)<br />
<br />
Jika puasa bukan sebuah amalan yang agung, maka tidak mungkin puasa juga diwajibkan atas ummat-ummat sebelum kita. walaupun puasa mereka berbeda dengan puasa kita, artinya bukan pada bulan ramadhan yang diwajibkan atas mereka, akan tetapi amalan puasa itu tersendiri telah diwajibkan atas mereka yang menandakan bahwa amalan ini sangatlah agung.<br />
<br />
2. <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=2327019783430441658" name="Puasa Sebab Diampuninya Dosa">Puasa adalah sebab diampuninya dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan</a>. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :<br />
<br />
<div class="arab">من صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِر له ما تقدم من ذنبه</div><br />
Artinya : "Barang siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan pengharapan (pahala), diampuni dosa-dosa yang telah lampau." (Muttafaq 'Alaihi)<br />
<br />
Iman maksudnya beriman dengan Allah dan ridho atas diwajibkannya puasa ramadhan. pengharapan yaitu mengharap balasan dan pahala dari Allah. Jika seseorang telah yakin dan ridho akan kewajibannya berpuasa serta tidak benci atas kewajiban puasa ramadhan, yakin terhadap pahala dan ganjaran yang akan didapat maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.<br />
<br />
3. <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=2327019783430441658" name="Pahala Puasa Tidak Terhingga">Bahwa pahala puasa tidak terikat dengan jumlah tertentu</a>, akan tetapi pahalanya diberikan kepada orang yang berpuasa tanpa ada perhitungan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :<br />
<br />
<div class="arab">كل عمل ابن آدم له يضاعَف الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف ، قال الله تعالى : إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به ، يَدَعُ شهوته وطعامه من أجلي</div><br />
Artinya : "Semua amalan anak Adam untuknya dan dilipat gandakan setiap satu kebaikan (dianggap) sepuluh kali kebaikan tersebut dan dilipat gandakan menjadi 700 kali. Allah berfirman : Kecuali puasa, karena amalan itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. (disebabkan) meninggalkan sahwatnya dan makanannya demi Aku." (HR Muslim)<br />
<br />
4. <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=2327019783430441658" name="Dua Kebahagiaan Bagi Orang Yang Berpuasa">Dua kabahagiaan bagi orang yang berpuasa</a>. yaitu kebahagiaan ketika berbuka puasa setelah menahan nafsu, lapar dan dahaga sehari penuh. dan kebahagiaan ketika menjumpai Allah diakherat dengan dimasukkannya kedalam surga-Nya. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :<br />
<br />
<div class="arab">للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه</div><br />
Artinya : "Untuk orang yang berpuasa dua kebahagiaan : kebahagiaan ketika berbuka puasa. dan kebahagiaan ketika menemui Tuhannya." (Muttafaq 'Alaihi)<br />
<br />
5. <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=2327019783430441658" name="Puasa Memberi Syafaat Bagi Pelakunya">Bahwa amalan puasa memberi syafaat kepada yang mengamalkannya</a>. seperti Al-Qur'an yang memberi syafaat diakherat kepada orang yang membacanya. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :<br />
<br />
<div class="arab">الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة , يقول الصيام : أي رب منعتُه الطعام والشهوة فَشَفِّعْنِي فيه , ويقول القرآن : منعتُه النوم بالليل فَشَفِّعْنِي فيه , قال : فيشفعان</div><br />
Artinya : "Puasa dan Al-Qur'an memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat. puasa berkata : Wahai Robb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat maka berikanlah syafaat. Al-Qur'an berkata : Wahai Robb, aku telah menahannya dari tidur dimalam hari maka berilah syafaat. Rosulullah berkata : maka keduanya memberi syafaat." (HR Ahmad, Ath-Thabrany dan Al-Hakim)<br />
<br />
Itulah 5 keutamaan puasa ramadhan. dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang berkaitan dengan amalan puasa. dengan diwajibkannya amalan-amalan bukan saja memberikan pahala bagi kita, bahkan menjadikan kita sebagai makhluk yang utama dan penuh dengan masa depan yang cerah. semoga kita dijadikan sebagai hamba-hamba-Nya yang taat dan ridho dengan semua keputusan-Nya.<br />
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
sumber : <a href="http://www.artikelislami.com/">artikelislami</a></div></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com1Pekalongan, Indonesia-6.8828869999999993 109.66999800000008-6.9242954999999995 109.63379050000007 -6.8414784999999991 109.70620550000008tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-76495441755876352902011-08-15T07:06:00.000-07:002011-08-15T07:09:04.072-07:00Kunci Keberhasilan Yang Utama<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirBtW4sBodt0IL6LJCWUj2EPy7N6D-cy8JFlMuoEJJwdmVKsrNQ1z98u9RMCnxfSuW69OFkhBC8b0G8xrRHDp4sJy2PQG_emyqdxHKrt5PdeglLSmZYrrEYzzkh4uG_HIddYDJgCgw7uf1/s1600/kunci-sukses.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirBtW4sBodt0IL6LJCWUj2EPy7N6D-cy8JFlMuoEJJwdmVKsrNQ1z98u9RMCnxfSuW69OFkhBC8b0G8xrRHDp4sJy2PQG_emyqdxHKrt5PdeglLSmZYrrEYzzkh4uG_HIddYDJgCgw7uf1/s1600/kunci-sukses.jpg" /></a></div><br />
Maukah Anda mengetahui sebuah kunci keberhasilan? Jika Anda sudah memiliki kunci keberhasilan ini, maka Anda dijamin akan berhasil.<br />
Kunci keberhasilan ini sebenarnya nampak sederhana, tetapi tidak semua orang yang mampu memilikinya. Tentu saja, ada harga yang harus Anda bayar untuk mendapatkan kunci keberhasilan ini. Anda mau membayarnya?<br />
Kunci keberhasilan itu adalah sabar.<br />
<i>Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.</i>” (<b>HR Ahmad No 2666</b>)<br />
<a name='more'></a><br />
<h2>Cara Memiliki Kunci Keberhasilan</h2>Saat berbicara tentang sabar, seringkali ada orang yang berkata: “Sabar itu tidak mudah!”<br />
Siapa bilang mudah? Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kenapa harus mengatakan itu, semua orang juga tahu. Daripada Anda mengatakan “Sabar itu tidak mudah!” atau “Sabar Itu Sulit”, akan lebih baik jika Anda mengatakan dengan lantang dan penuh keyakinan “Saya akan berusaha sabar, Insya Allah saya bisa!”.<br />
Ini jauh lebih baik daripada fokus akan sulitnya bersabar. Katakanlah bahwa Anda berusaha untuk sabar, maka kesabaran akan menjadi milik Anda, artinya kunci keberhasilan akan menjadi milik Anda. Tidak ada manfaatnya jika Anda terus mengatakan kalau sabar itu sulit, tidak mudah, tidak semudah membalikan telapak tangan, dan sebagainya. Justru akan menjauhkan sabar dari diri Anda karena Anda memiliki “pembenaran” untuk tidak sabar. Mengatakan kalimat-kalimat negatif itu akan menjauhkan Anda dari kunci keberhasilan.<br />
Berusahalah untuk sabar maka Anda akan mendapatkan kesabaran itu:<br />
<i>Dan barangsiapa yang berusaha untuk selalu sabar, maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lapang daripada kesabaran</i>.” (<b>HR. Tirmidzi No. 1947</b>)<br />
<h3>Kunci Keberhasilan Ini Tidak Berguna?</h3>Ada ibu-ibu yang selalu mengeluh karena serba kekurangan. Saat ada yang menasihati, bersabarlah, dia menjawab<br />
“Saya sudah bersabar, kurang apa lagi? Meskipun bersabar, tetap saja susah.”<br />
Jelas, dia kurang sabar. Mungkin si ibu ini tidak memahami apa itu yang dikatakan sabar, sehingga dia merasa sudah sabar padahal belum. Seolah tidak berfungsi atau tidak memberikan manfaat.<br />
Jika Anda membuka pintu mobil dengan kunci motor, maka tidak akan pernah berhasil. Yang Anda kira kunci mobil, padahal kunci motor. Jelas saja, tidak akan pernah berhasil meski Anda berusaha membuka mobil selama 1 tahun pun. Begitu juga, jika Anda berharap untuk berhasil dengan sabar, padahal bukan sebuah kesabaran, maka Anda tidak akan pernah berhasil.<br />
<h2>Bentuk-Bentuk Kesabaran</h2><h3>Tidak Mengeluh</h3>Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata; telah mengabarkan kepadaku ‘Amru dari Sa’id bin Abu Sa’id Al Khudri dari Bapaknya, bahwasanya ia <span style="text-decoration: underline;">mengeluh</span> kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebutuhannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda kepadanya: “<i>Bersabarlah wahai Abu Sa’id, karena sesungguhnya kefakiran yang menimpa seseorang yang mencintaku, adalah lebih cepat dari banjir di atas bukit atau di atas gunung yang turun ke bawah</i>.” (<b>HR Ahmad No 10952</b>)<br />
<h3>Tidak Lari</h3>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “<i>Janganlah kalian berharap bertemu dengan musuh, maka jika kalian berjumpa dengan mereka hendaklah kalian bersabar</i>.” (<b>HR Ahmad No 10356</b>)<br />
Hadits lain mengatakan:<br />
“<i>Jangan sampai kalian bergabung dengan pasukan yang apabila bertemu musuh mereka lari, dan jika mendapat ghanimah mereka mencuri</i>.” (<b>HR Ibnumajah No 2819</b>)<br />
<h3>Tetap Bertindak Untuk Kebaikan</h3>“<i>Barangsiapa menanam suatu pohon lalu dia bersabar untuk merawatnya sampai berbuah, maka segala sesuatu yang mengenai buahnya akan menjadi sebuah sedekah di sisi Allah</i>” (HR Ahmad No 15991)<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “<i>Orang yang mu`min yang berbaur dengan orang dan bersabar atas gangguan mereka lebih besar pahalanya dari yang tidak berbaur dengan orang dan tidak bersabar atas gangguan mereka</i>.” (HR Ahmad no 22019)<br />
Hadits ini membantah bahwa sabar itu berarti selalu diam. Sabar bisa dalam bentuk tetap bertindak, seperti merawat pohon dan tetap bergaul.<br />
Diam atau menahan diri bisa menjadi salah satu bentuk sabar jika memang diharuskan untuk diam atau menahan diri.Tentu saja, bentuk-bentuk kesabaran itu sangat luas, bisa Anda temukan di Al Quran dan Hadits yang tidak mungkin dibahas semuanya pada artikel yang pendek ini. Pada intinya ialah keteguhan hati dalam kebenaran. Mudah-mudahan artikel ini bisa menjadi pemicu bagi kita semua untuk berlajar tentang sabar lebih jauh lagi, berusaha untuk sabar, dan akhirnya menjadi orang yang sabar. Ini adalah kunci keberhasilan dunia akhirat.<br />
Mari Kita Berdo’a, agar kita menjadi orang-orang yang bersabar<br />
“ALLAHUL MUSTA’AAN ALLAHUMMA SHABRAN WA ‘ALALLAHIT TUKLAAN (Allah Maha Menolong, Ya Allah berilah kesabaran padaku. Dan kepada Allahlah diserahkan segala urusan)<br />
Mudah-mudahan Allah mengabulkan do’a kita sehingga kita menjadi orang yang sabar sebagai kunci keberhasilan di dunia dan di akhirat.<br />
<br />
<i>sumber : <b><a href="http://www.motivasi-islami.com/">motivasi-islami </a></b></i>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0Pekalongan, Indonesia-6.8828869999999993 109.66999800000008-6.9242954999999995 109.63379050000007 -6.8414784999999991 109.70620550000008tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-72161412470402955282010-05-06T02:14:00.000-07:002010-05-06T02:14:33.270-07:00Allah tidak membebani seseorang ..<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFqAn6nS8cyTH3qdSwGrIAcAYz7VweadG3Mt4Tg_SuuyGU3toiIAjkjXomqC9d9MXbU2fhQoduu7JdQn1HvKrrlanmIevmuvpBxr5jdz8myLC09_FODfo8fy_h7BJBnZB8eyP2f5mj5aqu/s1600/allah1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFqAn6nS8cyTH3qdSwGrIAcAYz7VweadG3Mt4Tg_SuuyGU3toiIAjkjXomqC9d9MXbU2fhQoduu7JdQn1HvKrrlanmIevmuvpBxr5jdz8myLC09_FODfo8fy_h7BJBnZB8eyP2f5mj5aqu/s200/allah1.jpg" width="200" /></a></div><br />
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (QS. Al Baqarah:286)Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-11204767713786591152010-05-01T00:58:00.000-07:002011-01-02T18:09:53.269-08:00Kelebihan Ayat Kursi<div align="left" style="color: black;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTN-W3i3h9qOdtED8c4ohNfMsrgSDTHNi8Hq6LnhlemebAFpTt3hv5hCwtBO3TGf2bTf8Tu0KptcdqYpgS2ccD3d1BvHbd38dnl2o8p7fIihQCQZbde1F1tf8jFX26q-auOkYqFGHpvEwD/s1600/dua_by_muselfrau.3sw63m1kjrgg488osw840wk48.2ob3lob1nvsw4440kcosg0wg8.th.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTN-W3i3h9qOdtED8c4ohNfMsrgSDTHNi8Hq6LnhlemebAFpTt3hv5hCwtBO3TGf2bTf8Tu0KptcdqYpgS2ccD3d1BvHbd38dnl2o8p7fIihQCQZbde1F1tf8jFX26q-auOkYqFGHpvEwD/s320/dua_by_muselfrau.3sw63m1kjrgg488osw840wk48.2ob3lob1nvsw4440kcosg0wg8.th.jpeg" /></a></div><div align="left" style="color: black;"> <span style="color: white;">Dari Anas bin Malik r.a. berkata, "Rasulullah s.a.w. bersabda : "Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Quran sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia."</span><br />
<div style="color: white;">Berkata Anas bin Malik, "Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari?"</div><div style="color: white;"> Sabda Rasulullah s.a.w., " Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat."</div><div style="color: white;">Umat-umat dahulu hanya sedikit sahaja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itu pun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah s.w.t. dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang al-Quran, hadis dan sunnah Rasul kita. Janganlah kita menjadi seperti umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.</div></div><a name='more'></a><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah s.a.w. menyuruh kita mengamalkan membaca surah Kursi. Kehebatan ayat ini telah diterangkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan kuncu-kuncunya di samping itu kita diberi pahala. Begitu juga dengan surah al-Falaq, surah Yasin dan banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang mempunyai keistimewaannya. Setiap isi al-Qur'an itu mempunyai kelebihan yang tersendiri. Oleh itu kita umat Islam, janganlah ada sedikit pun keraguan tentang ayat-ayat al-Quran, hadis Rasulullah s.a.w. dan sunnah Baginda s.a.w. Keraguan dan was-was itu datangnya dari syaitan laknatullah.</div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-80931042543297552952010-05-01T00:54:00.000-07:002011-01-02T18:09:53.274-08:00MENANGIS KERANA TAKUTKAN ALLAH<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCKfIMZfJtAI94V4KKo0qFM3lMruy95bRXsEHQv9Pv4kjdPBuPIcHPaKQLLf8NiMOMC-e4avk-4ftZqAk5NBHf6IZvJIbiRZQqZDIAK2A-hRP9q0DMq-UCeiBxaYWSA0u6OUa0jHGTdNzT/s1600/islamic_wallpaper_repentance_forgiveness.4g0pnw51csu840wwgk0s0wcsc.2ob3lob1nvsw4440kcosg0wg8.th.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCKfIMZfJtAI94V4KKo0qFM3lMruy95bRXsEHQv9Pv4kjdPBuPIcHPaKQLLf8NiMOMC-e4avk-4ftZqAk5NBHf6IZvJIbiRZQqZDIAK2A-hRP9q0DMq-UCeiBxaYWSA0u6OUa0jHGTdNzT/s320/islamic_wallpaper_repentance_forgiveness.4g0pnw51csu840wwgk0s0wcsc.2ob3lob1nvsw4440kcosg0wg8.th.jpeg" /></a></div><div style="color: black;"> <span style="color: white;">Rasulullah s.a.w. telah bersabda, "Bahawa tidak akan masuk neraka orang menangis kerana takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya." Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahawa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, sesiapa yang menangis kerana takut kepada Allah s.w.t., maka Allah s.w.t. mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada-Mu."</span><br />
<div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> Akhirnya Allah s.w.t. mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah s.w.t. Malaikat Jibril a.s. mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut." Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahawa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggerunkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, "<i>Kamu lihat </i>(pada hari itu) <i> setiap umat berlutut </i>(yakni merangkak pada lututnya). <i> Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya</i>. (Dikatakan kepadanya) <i> Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan</i>." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)</div></div><a name='more'></a><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> Sebaik sahaja mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahawa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi sahaja yang akan berkata, "Umatku, umatku."</div><div style="color: white;">Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad s.a.w. berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad s.a.w." Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah s.a.w. meraihnya. Berkata Jibril a.s. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda s.a.w. mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah s.a.w. pun bertanya kepada Jibril a.s. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah s.w.t. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah s.w.t.</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> Telah bersabda Rasulullah s.a.w., " Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."</div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-9803846679468419532010-04-22T19:16:00.000-07:002011-01-02T18:09:53.277-08:00Kata Mutiara Untuk Memberi Semangat<div class="post-title" style="color: white;"><h2></h2></div><div class="separator" style="clear: both; color: white; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ZsbLSpOG8Zi-YKU0g5qMPu7Ob01QUTDM-4q9Uj2glUxY55cspm7ZXrGJfe0hA-8nrMxyrvBYnaZGTsBPCHLRdCrVRD6uJK8V33sO-4xV3jpfdPbXhdivce927O7rZZLiqTG6h87A-eMm/s1600/mati-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ZsbLSpOG8Zi-YKU0g5qMPu7Ob01QUTDM-4q9Uj2glUxY55cspm7ZXrGJfe0hA-8nrMxyrvBYnaZGTsBPCHLRdCrVRD6uJK8V33sO-4xV3jpfdPbXhdivce927O7rZZLiqTG6h87A-eMm/s320/mati-2.jpg" /></a></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="color: white;"><i>Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Mungkin saja di tempat lain rezeki Anda sudah menunggu.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jika Anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha Anda untuk mencapainya.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Jika kegagalan menghampiri Anda bukan berarti Anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Menyerah adalah salah satu cara untuk gagal.</i></div><div style="color: white;"><i>Jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah.</i></div><div style="color: white;"><i>Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa Anda menuju kesuksesan.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini Anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Kegagalan:</i></div><ul style="color: white;"><li><i>dapat memberikan kekuatan</i></li>
<li><i>ladang mendapatkan pahala</i></li>
<li><i>dapat menggali potensi Anda</i></li>
<li><i>mengembangkan kreatifitas Anda.</i></li>
</ul><div style="color: white;"><i>Apabila apa yang sudah Anda rencanakan dan Anda mimpikan tidak terwujud dengan sukses, maka langkah yang paling baik Anda ambil adalah bertawakal pada Allah SWT</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jadi, berharaplah banyak, tetapi jangan kecewa jika gagal.</i></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-26897140118585963182010-04-22T19:12:00.000-07:002011-01-02T18:09:53.281-08:00Kata Mutiara Islami<div class="post-title" style="color: black;"><h2></h2></div><div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhivnHbw4UW5liYaIbpKXVO3_Fl2QnxTWoGIipee5dIXBKgp4rTKjxI0PTQ_ZIV2Dhh6G2xTBOD6OsUPIrh-LSVBtiB2_aZrZhmIAMbCdsiejQ4NgdP6UhBu2Kx4NuWMxh5l4E0XTe4jhk0/s1600/images4.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhivnHbw4UW5liYaIbpKXVO3_Fl2QnxTWoGIipee5dIXBKgp4rTKjxI0PTQ_ZIV2Dhh6G2xTBOD6OsUPIrh-LSVBtiB2_aZrZhmIAMbCdsiejQ4NgdP6UhBu2Kx4NuWMxh5l4E0XTe4jhk0/s320/images4.jpeg" /></a></div><div style="color: white;"><i>Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.</i></div><div style="color: white;"><i> </i> </div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.<a name='more'></a></i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.</i></div><div style="color: white;"><i>Rencana memberikan arah langkah Anda.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.</i></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-57596163648105610802010-04-22T19:02:00.000-07:002011-08-15T07:07:43.250-07:00Kata-kata mutiara tentang cinta<h3 style="color: black;"> </h3><div style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgubblYy4oyIAKA6NhvfvKhsb47eTc5SGvIk5ZDjtJmRNZWlTsZgZ5vgyEnlgklALMhPi_SouUyEjSMCC3ce9KDW6-in0PJOycNTVSwwVVCTPH5iJQW80vlv1W3bmOikN_W79dYDW2TUOT7/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgubblYy4oyIAKA6NhvfvKhsb47eTc5SGvIk5ZDjtJmRNZWlTsZgZ5vgyEnlgklALMhPi_SouUyEjSMCC3ce9KDW6-in0PJOycNTVSwwVVCTPH5iJQW80vlv1W3bmOikN_W79dYDW2TUOT7/s200/images.jpeg" width="200" /></a><span style="color: white;">Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><b>Hamka</b></div><blockquote style="color: white;">Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.<br />
<a name='more'></a></blockquote><div style="color: white;"><b>Hamka</b> </div><div style="color: white; text-align: right;"><b><br />
</b></div><blockquote style="color: white;">Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.</blockquote><div style="color: white;"> <b>Ar Rabi’ bin Anas</b> (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)</div><blockquote style="color: white;">Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.</blockquote><div style="color: white;"> <b>Salman al Farisi </b>(Az Zuhd, Imam Ahmad)</div><blockquote style="color: white;">Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.</blockquote><div style="color: white;"><b>Malik bin Dinar </b>(Hilyatul Auliyaa’) </div><blockquote style="color: white;">Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.</blockquote><div style="color: white;"><b>Ali bin Abi Thalib</b> </div><blockquote style="color: white;">Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.</blockquote><div style="color: white;"><b>A’idh Al-Qorni</b> </div><blockquote style="color: white;">Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.</blockquote>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-14403599323110887752010-04-22T18:58:00.000-07:002010-04-22T19:03:06.545-07:00Kata Mutiara<div class="post-title" style="color: white;"><h2></h2></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.</i></div><div style="color: white;"><i> </i> </div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.</i><br />
<a name='more'></a><i></i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?</i></div><div style="color: white;"><i>Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala<br />
gerak dan tindakan di masa datang.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.</i></div><div style="color: white;"><i>Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.</i></div><div style="color: white;"><i>Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.</i></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><i>Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.</i></div><div style="color: white; padding-left: 30px;"><br />
</div><div style="color: white;"><i>Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.</i></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-39444758553085441262010-03-27T01:03:00.000-07:002010-04-22T18:14:36.344-07:00Kumpulan - kumpulan nasehat dari Rasulullah S.A.W<div style="color: white;">Nasehat 1</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> #<span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i> Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitab-Nya.</i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Nasehat 2</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> # <span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i>Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fukara dan masakin.</i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-size: small;">Nasehat 3</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> #<span style="font-size: small;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i>Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.</i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-size: small;">Nasehat 4</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> # <span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i>Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu.</i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-size: small;">Nasehat 5</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> # <span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i>Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih;Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.</i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-size: small;">Nasehat 6</span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"> # <span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i>Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. </i></span></span></span></div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><span style="font-family: Arial; font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><i> </i></span></span></span></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-60891269943376844472010-03-15T13:44:00.000-07:002010-04-22T19:03:06.547-07:00Shodaqoh dan Kesyukuran<h2 class="title" style="color: white;"><a href="http://thestudyworld.blogspot.com/2010/02/shodaqoh-dan-kesyukuran.html"></a></h2><div class="cover" style="color: white;"><div class="entry"><br />
<div class="post-248 post hentry category-ibadah-dan-hukum" id="post-248"><div class="entry"><div class="snap_preview">Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (qs. Ibrahim: 7)<br />
Seseorang yang bershodaqoh tentu merasa bahwa Allah telah memberi dirinya rizqi yang banyak, cukup untuk dirinya, keluarga dan dapat dibagi untuk orang lain yang membutuhkan. Seakan dia berkata, “Terimakasih wahai Allah! Sungguh Engkau telah memberi aku rizqi yang banyak hingga aku bisa bershodaqoh.”<br />
<a name='more'></a><br />
Adapun orang yang bakhil tentu merasa bahwa rizqi yang Allah beri adalah terlalu sedikit untuk dibagi. Ini adalah bukti atas pengingkarannya (kekufurannya) terhadap rizqi dan ni’mat yang Allah beri. Seakan dia berkata, “Ya Allah! Rizqi dariMu ini sangat sedikit untuk dibagi dengan orang lain.”<br />
Maka orang yang bershadaqoh itu adalah orang yang bersyukur dan akan mendapatkan tambahan ni’mat dari Allah di dunia dan akhirat. Adapun orang yang bakhil lagi kufur, maka Allah mengancamnya dengan siksaan.<br />
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (Al-Lail: 5-7)<br />
Sebaliknya, jika kita bakhil, maka Allah akan menyiapkan bagi kita jalan yang sukar. Sukar di sini tidak selalu sukar penghidupan. Bisa saja ekonominya mapan, tetapi kita mudah sekali berbuat ma’siat dengan fasilitas yang disediakan itu. Sedangkan ma’siat itu akan menjadi jalan yang sukar bagi kita di akhirat. Bahkan sukarnya akibat ma’siat itu dapat dirasakan juga di dunia dengan adanya berbagai mushibah seperti anak yang durhaka, sakit yang berat, dlsb.<br />
Adapun mereka yang senang bersyukur dengan cara bershodaqoh, maka bagi mereka ada kemudahan kepada jalan yang mudah. Mudah di dunia dan juga di akhirat. Mudah beribadah, punya lingkungan yang baik, keluarga yang baik, dijaga dari mushibah, dlsb.<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=6089126994337684447" name="more"></a><br />
<div><b>Manfaat & Bentuk Shodaqoh</b></div>Manfaat dari bershodaqoh ini dapat dirasakan di dunia dan juga di akhirat. Allah berjanji akan mencukupkan penghidupan seseorang yang bershodaqoh setiap hari. Dan Nabi telah mengajarkan kita agar bershodaqoh setiap hari di dunia ini. Orang yang bershodaqoh akan diampuni dosa-dosanya dan dilindungi dari api neraka.<br />
Wahai bani Adam, berinfaqlah (di jalan-Ku), niscaya Aku menafkahimu. (Hadits Qudsi)<br />
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w telah bersabda: Pada setiap hari yang terbit padanya matahari terdapat sedekah di setiap sendi manusia. Seterusnya baginda bersabda: Berlaku adil di antara dua orang manusia adalah sedekah, membantu seseorang naik ke atas binatang tunggangannya atau mengangkatkan barang-barangnya ke atas belakang binatang tunggangannya juga adalah sedekah. Rasulullah s.a.w bersabda lagi: Perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah menuju sembahyang adalah sedekah dan membuang sesuatu yang berbahaya di jalan adalah sedekah (HR. Bukhori, Muslim)<br />
Jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan sebuah kurma. (Al-Hadits)<br />
Bershodaqah bisa dengan apa saja. Dengan sebuah kurma, sepotong roti, uang seribu rupiah, menunjukkan jalan, membantu seseorang mengangkat barang, memungut/menyingkirkan duri dari jalanan, bahkan menafkahi anak dan istri.<br />
Diriwayatkan daripada Abu Mas’ud al-Badri r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sesungguhnya seorang muslim itu apabila memberikan nafkah kepada keluarganya dan dia mengharapkan pahala darinya, maka nafkahnya itu dianggap sebagai sedekah. (HR. Bukhori, Muslim)<br />
Ingatlah bahwa “Kullu ma’rufin shodaqoh” setiap kebaikan itu merupakan shodaqoh. </div><div class="postinfo">DIarsipkan di bawah: <a href="http://id.wordpress.com/tag/ibadah-dan-hukum/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Ibadah dan Hukum">Ibadah dan Hukum</a></div><div class="postinfo" style="text-align: center;"> </div><div></div></div><div style="text-align: center;"></div></div><div style="text-align: center;">http://artikelislami.wordpress.com<span class="fullpost"> <br />
</span></div></div></div><div style="color: white;"><span class="post-backlinks post-comment-link"> </span> <span class="post-icons"> <span class="item-action"> <a href="http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=5806266637655051155&postID=4070660345739113911" title="Posting Email"> </a><a href="http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=5806266637655051155&postID=4070660345739113911" title="Posting Email"><span class="email-post-icon"></span></a></span></span></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-13123742467946744632010-03-15T13:43:00.000-07:002010-04-22T19:03:06.549-07:00ISLAM PEMBELA ORANG-ORANG LEMAH<div style="color: white;">manipulasi, retorika-dusta, dan sejumlah kemuakan manusiawi yang lain. Tidak mungkin kita menuntut untuk dilahir-kan pada zaman kemakmuran, keemasan, keadilan, serba mudah, atau zaman dan tempat ketika hak-hak asasi dan kehormatan diri begitu dijunjung tinggi, atau lahir di Negara Ideal --seperti kata Plato-- atau Madinah Fadhi-lah --Kota Utama, seperti kata Al-Farabi. Kelahiran jelas tidak bisa ditawar-tawar, seindah dan seburuk apa pun kelahiran itu. Ia adalah keterpaksaan yang harus dijalani, suka atau tidak.</div><div style="color: white;"><span class="fullpost"> </span></div><a name='more'></a><div style="color: white;"><span class="fullpost"><br />
Namun hidup itu sendiri sebenarnya merupakan pilihan. Bahwa lahir tidak bisa diutak-atik atau diminta, itu betul. Tapi bahwa hidup merupakan sebuah proses yang menawarkan kebebasan, juga sebuah kebenaran yang lain. Bahwa kita adalah makhluk organis --begitu kata A.N. Whitehead-- yang bebas menentukan hidup, juga kemestian yang sukar ditolak. Kita memang terpaksa untuk lahir, tapi kita bebas untuk mengisi hidup. Kita bebas menentukan atau merancang jenis hidup apa yang kita inginkan. Kita bebas untuk menjadi orang baik, atau orang jahat. Kita bebas untuk menjadi pejabat yang bersih dan berpihak kepada keadilan, atau pejabat yang korup dan mudah dibeli untuk menjual kekayaan bangsa dengan kamuflase pembangunan. Tidak ada paksaan untuk masuk surga, juga tidak ada tekanan untuk masuk neraka. Lâ ikrâha fi aldîn, kata Al-Quran. Silahkan pilih. Toh, hidup ini disediakan memang untuk memilih. Bahkan mengakhiri hidup itu sendiri adalah juga sebuah pilihan. Bila kita ingin segera mati, bergegaslah melakukan tindakan kausalitatif yang menyebabkan kematian, seumpama memotong leher, menembakkan peluru ke jantung, menjatuhkan diri dari ketinggian tertentu ke bumi bebatuan, atau yang lainnya. Jika syarat-syarat kematian itu telah terpenuhi, kita segera mati. Insya Allah. ***<br />
<br />
Dari seluruh pilihan hidup, intinya hanya dua: kebaikan dan kejahatan. Kedua pilihan itu telah ditiupkan secara inspiratif (ilham) dalam setiap jiwa manusia. Secara fitrah, setiap orang mampu membedakan kebaikan dari kejahatan, setidaknya secara universal. Secara naluriah-psikologis, setiap orang membenarkan bahwa menghormati hak asasi adalah kebaikan, sementara meleceh-kannya berarti kejahatan; bahwa berbuat adil adalah kebaikan, sementara bertindak tiran dan zalim adalah keburukan. Potensi ini telah “diwahyukan” langsung oleh Sang Pencipta. Ini misalnya ditegaskan dalam beberapa ayat berikut: “Kami telah menunjukkan kepada manusia dua jalan” (QS 90:10); “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS 91:8); “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan (yang lurus): ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir” (QS 76:3).<br />
<br />
Karena itu, setiap orang pada dasarnya memiliki potensi atau bakat yang sama untuk berbuat baik dan buruk. Omong kosong kalau ada orang yang menyatakan bahwa seorang penjahat tidak berpotensi menjadi baik. Juga dusta bila ada yang mengatakan bahwa seorang alim tidak mempunyai bakat jadi orang jahat. Secara filosofis, setiap orang berpotensi atau berbakat untuk menjadi satu di antara dua: baik, atau jahat. Orang sejahat Yazid bin Muawiyah, Hitler, Pol Pot, misalnya, sebenarnya mem-punyai bakat untuk menjadi orang baik. Sebagaimana orang sesuci Muhammad dan Isa bin Maryam pada dasarnya juga ber-potensi untuk berbuat buruk. Tapi mengapa Yazid, Hitler dan Pol Pot tidak menjadi baik, sementara Muhammad dan Isa tidak menjadi jahat?<br />
<br />
Untuk menjawab pertanyaan di atas, para filosof menyodorkan dua key words: potensi dan aksi (tradisi filsafat Islam menyebut yang pertama dengan quwwah dan yang kedua dengan fi‘l). Menurut mereka, setiap potensi tidak selamanya menjadi aksi (tindakan), tapi setiap aksi selalu bermula dari potensi. Setiap orang berpotensi, misalnya, untuk membuang sampah sembarangan. Tapi orang yang sangat peduli terhadap kebersihan tidak akan melakukannya. Setiap orang berpotensi untuk membunuh. Tapi seorang bermoral dan berperikemanusiaan tidak mungkin mewujudkan potensi itu menjadi aksi. Setiap orang berpotensi untuk berdusta, atau merekayasa kesaksian palsu. Tapi orang yang memegang teguh nilai-nilai kejujuran tidak mungkin melakukannya. Mengapa? Jawabannya bisa alasan kesehatan, etika, moral, agama, prinsip-prinsip kebenaran, atau yang lainnya. Mengapa Rasul tidak berbuat jahat padahal beliau berpotensi untuk itu? Sebab, kalau beliau jahat, maka beliau bukan rasul lagi. Kecintaan dan tanggung jawabnya kepada Tuhan dan makhluk-Nya memustahilkan dirinya memanifestasikan potensi buruknya menjadi aksi. Konsistensi beliau terhadap segala kebaikan akhirnya menutup rapat potensi buruk itu untuk mengejawantah. Lantas mengapa Hitler tidak menjadi baik padahal ia juga berpotensi untuk itu? Karena, kekotoran hati dan jiwanya telah begitu pekat sehingga menutupi potensi baik itu, yang akibatnya potensi jahatlah yang menguasai dirinya untuk mewujudkan aksi-aksi jahat. Keseringannya melakukan aksi keburukan menyebabkan potensi baiknya tersumbat untuk menjadi aksi.<br />
<br />
Mengenai potensi baik dan jahat ini sebetulnya bisa juga dipahami lewat teori cermin Imam Al-Ghazali. Orang yang senantiasa membersihkan jiwanya, jiwanya itu laksana cermin yang bersih. Bila penampakan realitas dianggap sebagai sebuah kebaikan, maka dalam jiwa yang bagaikan cermin itu akan nampak seluruh realitas yang ada di hadapannya. Sementara orang yang selalu mengotori jiwanya hingga pekat, maka jiwanya sama sekali tidak bisa memantulkan realitas di hadapannya, sedekat dan sejelas apa pun realitas itu. Potensi baiknya sudah begitu dalam terpendam rapat karena ditindih oleh gumpalan kejahatannya.<br />
<br />
Selanjutnya, dalam sphere filosofis, pernyataan bahwa setiap manusia berpotensi atau berbakat menjadi orang baik atau jahat, mungkin kedengarannya “datar-datar” saja. Tapi dalam wilayah atau situasi psiko-kultural tertentu, barangkali kedengarannya sangat janggal, bahkan bisa menyesatkan perjalanan eksistensial seseorang. Misalnya disebutkan dalam rubrik psikologi bahwa setiap laki-laki berbakat jadi homoseksual atau biseksual; setiap perempuan berbakat menjadi lesbi; setiap suami --seperti kata dr. Boyke-- atau istri berbakat menyeleweng; setiap orang berbakat menjadi pembohong; setiap penguasa berbakat menjadi tiran; setiap pengusaha berbakat menjadi penyuap; setiap bawahan berpotensi menjadi penjilat; dan seterusnya. Menurut saya, dalam konteks tertentu, baik individual maupun kultural, doktrin-doktrin semacam ini bisa sangat “berbahaya”. Sebab, ini bisa dianggap sejenis legitimasi bagi orang-orang tertentu untuk bertindak menyimpang atau jahat. Kelak mereka mengira bahwa deviasi dan penyelewengan adalah naluri fitrah yang harus disalurkan. Bisa jadi nanti ada seorang suami atau istri yang membenarkan per-selingkuhannya dengan alasan bahwa itu memang bakat alami; atau boleh jadi pula kelak ada seseorang yang membenarkan kesukaannya gonta-gonti pacar atau pasangan dengan alasan bahwa itu adalah potensi atau bakat fitrah manusiawi. Mereka tidak paham bahwa itu sebenarnya berada dalam konteks filosofis, tepatnya konteks potensi belaka: potensi yang tidak wajib jadi aksi. Jadi, kita memang harus arif, juga hati-hati.<br />
<br />
Karena manusia bebas menentukan hidup, bahkan menurut Jean Paul Sartre dan F. Nietszche kebebasan itu mutlak tanpa batas, maka akibat apa pun yang diterima tidak patut dilibatkan pada orang lain. Ketika ia begitu perkasa dan jantan menjalani kebebasan pilihan hidupnya, maka ia harus perkasa dan jantan pula untuk menanggung risiko terberat sekalipun. Ia tidak berhak berlindung pada orang lain untuk menjauh-kan darinya akibat yang harus ia terima. Juga, ia tidak berhak berlindung pada simbol-simbol agama, semisal haji, umrah, mendiri-kan masjid, atau masuk Islam, dan lain-lain, untuk membebaskan diri dari dampak yang mesti ia peroleh. Sebab, bukankah ia bebas menjalani pilihan hidupnya? Seperti kata Goenawan Mohamad, hidup itu selain merupakan pilihan-pilihan, juga risiko-risiko.<br />
<br />
Adakalanya memang benar apa yang dikatakan oleh seorang guru saya, Ustadz Agus Efendi: memaksa orang ke surga lebih baik dari-pada membebaskannya ke neraka. Tapi dalam konteks eksitensial, itu hanya berlaku pada orang-orang tertentu yang belum mampu memfungsikan kesadarannya, semisal anak-anak atau orang-orang yang cara berpikirnya masih seperti anak-anak. Sedangkan orang selain mereka tidak lagi patut dipaksa, meski pemaksaan itu demi sebuah surga yang damai, sentosa, dan menyelamatkan. Kebebasan memilih dan menentukan apa yang ingin diperbuat, baik atas dasar nilai pragmatisme, hedonisme, utilitarinisme, moralisme, atau semacamnya, harus tetap dipelihara. Sebab demikianlah memang Tuhan menganugerahkan sebagian otoritas-Nya kepada manusia.<br />
<br />
Jadi, lakukanlah apa yang ingin Anda lakukan. Jika Anda ingin rakus menumpuk-numpuk kekayaan, hingga gunung dan pulau pun dibeli, meski harus menyuap, menyengsarakan, membunuh, dan merampas mata pencaharian rakyat; jika Anda ingin menjaga reputasi sehingga memperbodoh rakyat dengan rekayasa-retoris-politis atau kesaksian palsu; jika Anda ingin memanfaat-kan kekuasaan untuk memperkaya diri dan keluarga; jika Anda ingin mengeruk kekayaan dalam waktu singkat dengan mengeksploitasi dan memanipulasi moralitas, harga diri, agama, seni, keindahan, dan yang lainnya --misalnya dengan menyebarkan film, lagu, produk, iklan porno dan berselera rendah, atau merampas keceriaan anak-anak ingusan dan ABG untuk menjadi mesin uang Anda dengan menjual mereka kepada para pemuja nafsu; jika Anda ingin bersenang-senang mencari kesenangan hidup tanpa peduli terhadap keselamatan orang lain dan lingkungan; dan lain-lain, maka lakukanlah semuanya. Karena hidup memang sebuah pilihan yang bebas. Kami yakin, Anda sudah mempertimbangkan segalanya masak-masak. Kami juga percaya, Anda semua sadar bahwa entah sore ini, esok atau lusa Anda akan mati; bahwa kelak Anda akan dimakan ulat, habis tanpa sisa. Tapi kami mohon, jangan persuasi atau rayu kami, apalagi sampai memaksa kami untuk mengikuti pilihan hidup Anda. Jangan jual keperawanan dan keluguan kami hanya untuk melunasi hutang-hutang keburukan Anda. Jangan ajak kami menanggung akibat-akibat kejahatan yang Anda perbuat. Biarkan kami menikmati kebebasan hidup ini. Seperti Anda, kami juga ingin bebas. Merdeka!<br />
<br />
Sumber dokumen : rasniardhi.blogspot</span></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-63236728828900586572010-03-15T13:40:00.001-07:002010-04-22T19:03:06.552-07:00Aku tidak lebih dulu ke surga<div style="color: white;">fullpost{display:inline;} Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah … aku tidak mau mengira-ngira.</div><div style="color: white;">Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku.</div><div style="color: white;"><br />
</div><a name='more'></a><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7643968883793221985&postID=6323672882890058657" name="more"></a></div><div style="color: white;">“Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,” batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.</div><div style="color: white;">Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan.</div><div style="color: white;">Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.</div><div style="color: white;">Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan … Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah.</div><div style="color: white;">Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku,” pikirku mantap.</div><div style="color: white;">Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.</div><div style="color: white;">Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.</div><div style="color: white;">Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga Kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.</div><div style="color: white;">“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.</div><div style="color: white;">Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata “maaf” dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”</div><div style="color: white;">Masya Allah … murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jama’ah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan.</div><div style="color: white;">Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan.</div><div style="color: white;">Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,” jelasnya lagi.</div><div style="color: white;">Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang.</div><div style="color: white;">Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu.”</div><div style="color: white;">Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara.</div><div style="color: white;">“Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.</div><div style="color: white;">Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jama’ah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah.</div><div style="color: white;">Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka,tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.</div><div style="color: white;">Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan,astaghfirullah…, ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini. </div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Semoga bermanfaat</div><div style="color: white;">Salam Cinta.. cita.. harapan</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">by.artikelnyadonie.blogspot.com</div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-13514874573583660652010-03-15T10:37:00.001-07:002010-04-22T19:03:06.554-07:00Setelah Sekian Lama Mencari Agama yang Benar, Seorang Pemuda Australia Putuskan Memeluk Islam<table class="contentpaneopen" style="color: white;"><tbody>
<tr> <td valign="top"></td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td valign="top"><img align="left" border="0" src="http://www.kisahislam.com/images/stories/kisahislam2/salahcetak.jpg" />Seorang Pemuda Australia mengumumkan keislamannya setelah sekian lama mencari agama yang benar. Pemuda tersebut menuturkan kisahnya, “Kisahku ini berawal ketika aku mencari agama yang benar pada tahun pertama di bangku kuliah. Saat itu ayah dan ibuku bercerai, anjingku mati, dan tragisnya hal itu terjadi dalam pekan yang sama. Dan pada tahun yang sama pula, aku kehilangan temanku. Dari sinilah, aku mulai bertanya, “Kenapa aku ada?” “Apa sebenarnya tujuan hidup ini?” Kemudian aku mulai mencari agama yang benar.<br />
<a name='more'></a><br />
Karena aku orang australia, tentu teman-temanku beragama nasrani. Suatu ketika aku pergi bersama mereka ke perkemahan. Di sana orang-orang sedang mengerjakan shalat sambil bersenandung yang aku tidak memahaminya. Dan yang dapat kutangkap hanyalah ungkapan, “Allah mencintaiku”, hal itu saat aku menanyakan kenapa anjingku mati?<br />
<br />
“Banyak pertanyaan yang membuatku bingung. Ketika aku tanyakan kepada pendeta atau dukun, setiap mereka menjawabnya dengan jawaban yang berbeda satu dengan yang lainnya tanpa memberikan satu dalil pun dari kitab suci.<br />
“Aku juga pernah berkenalan dengan seseorang yang menganut agama hindu. Aku menanyakan kepadanya, ‘Apa alasannya meletakkan kepala gajah di atas patung-patung mereka?’. Maka jawabannya pun bukanlah jawaban yang diharapkan”, lanjut pemuda itu.<br />
<br />
Pemuda itu menceritakan lebih jauh, bahwa dia juga telah mencari di dalam sekte-sekte di agama Kristen, agama yahudi, dan budha, tapi belum menemukan jawaban yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang membuatnya bimbang dan labil.<br />
<br />
Suatu hari, dia ditanya oleh salah seorang temannya tentang agama-agama yang telah dia pelajari. Dia menjawab, bahwa dia telah mencari (agama yang benar) di dalam agama nasrani, budha, dan yahudi. Lalu temannya bertanya kepadanya, “Kenapa kamu tidak berusaha mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan meresahkanmu mu di dalam Islam?”, maka dia menjawabnya dengan nada mengejek, “Mereka adalah teroris”. Tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu masjid. Di sana seorang berjanggut lebat yang dikenal dengan Abu Hamzah dan beberapa orang menghampiri dan menyambutnya serta sangat memuliakannya. Lalu mengajaknya berbincang-bincang dengan lembut dan penuh hormat. Abu hamzah menjawab setiap pertanyaannya dengan ayat al-Qur’an al-karim.<br />
<br />
Pada suatu malam pemuda tersebut berusaha mendapatkan sebuah isyarat yang membawanya masuk ke dalam Islam, ketika ada sebuah kilat dan petir, tapi tidak terjadi sesuatu apapun.<br />
<br />
Kemudian dia memutuskan secara tiba-tiba untuk membaca sebagian ayat-ayat al-Qur’an al-Karim, lalu dia menemukan ayat-ayat “Tadabbur” (renungan) tentang penciptaan langit-langit, bumi, matahari, bintang-bintang, dan planet-planet, maka dari sinilah dia memutuskan untuk memeluk Islam.(www.alsofwah.or.id) </td></tr>
</tbody></table>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-88262355712733997082010-03-15T10:29:00.000-07:002010-03-15T10:29:06.922-07:00Kisah Habil dan Qabil<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"></td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <div class="konten"> <img align="left" border="0" height="261" src="http://www.kisahislam.com/images/stories/qabil_wa_habil.jpg" width="192" />Allah Berfirman:</div><div align="justify" dir="rtl"> وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آَدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآَخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27) لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28) إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29) فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30) فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ (31) </div>Artinya: <em>“Ceritakanlah kepada mereka kisah tentang dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya , ketika keduanya mempersembahkan korban , maka di terima dari salah seorang dari mereka berdua (habil) dan tidak di terima dari yang lain (Qabil) . Ia berkata (Qabil): “Aku pasti akan membunuhmu!”. Berkata Habil: “Seungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.“Sungguh kalau kamu menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan mengerakan tanganku untuk membunuhmu. <a name='more'></a>Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim.”Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah dia diantara orang-orang yang merugi.Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak mengali-gali dibumi untuk memperlihatka kepada (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagk ini, lalu aku dapat menguburkan mayat suaraku ini ?” karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang yang menyesal.</em> (QS.Al-Maidah:27-31). <br />
<div align="justify">Berkata <strong>Al-Hafizh Ibnu Katsir:</strong> “Sungguh kami telah membahas kisah ini di dalam surat <em>al-Maidah</em> didalam kitab Tafsir dengan pembahasan yang cukup padat dan seegala puji bagi Allah. Adapun perkatanya (Habil) kepadanya (Qabil) tatkalah dia mengancam untuk membunuhnya, (<em>“Sungguh kalau kamu menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan mengerakan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”.</em> ) Ini menunjukan atas kebaikan akhlaknya dan takut serta <em>khasyahnya</em> dia kepada Allah, dan dia bersikap hati-hati dari membalas perlakuan sudaranya denaga kejelakan yang semisal sebagaimana yang dilakukan seudaranya terhadapnya. </div><div align="justify">Oleh karena ini telah tap di dalam shahihain dari Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa salam</em> bahwasanya beliau bersabda:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
« إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ ». قَالَ فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ « إِنَّهُ قَدْ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ <br />
</div><em> “Apabila dua orang muslim saling berhadapan dengan kedua pedangnya maka si pembunuh dan yang dibunuh sama-sama dineraka . Dia (Bakrah) berkata, “Saya bertanya atu dikatakan ; Yang demilian Itu (balasan) bagi pembunuh maka bagaimana (bisa) yang dibuhuh (juga seperti itu) beliau bersabda: “Sesungguhnya dia (yang terbunuh) juga bermaksud untuk membunuh kawannya juga</em> ( Hadist Ini dikeluarkan al-Bukhari dalam shahihnya dari al Ahnaf bin Qais juga Muslim bab Idza tawaajahal Muslimani,darinya juga). <br />
<div align="justify">Dan perkataannya :(<em> “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim.”</em>) maksudnya yaitu: Sesungguhnya aku hendak meninggalkan perlawanan kepadamu walaupun sebenarnya akui lebih kuat dari padamu, karena memang engkau telah bertekad untuk melakukan apa yang engkau inginkan, (maka) engkau akan membawa dosa membunuhku dan dosa-dosamu sebelumnya, sebagaima dikatakan Mujahid dan As-Suddi dan Ibnu Jarir dan selainya. Ini tidak berarti dosa-dosa yang terbunuh berpindah kepada sipembunuh hanya karena sebab membunuhnyasebagaimana sebagian orang salah memahaminya, maka sesugguhnya ibnu Jarir menceritakan Ijma’ yng menyelisihi keyakinan yang salah tersebut. <br />
Adapun hadist yang dibawakan sebagian orang yang tidak mengetahui dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya dia bersabda:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
ما ترك القاتل على المقتول من ذ نب </div>Artimya:<em>Tidaklah pembunuh meninggalkan dari suatu dosa pun atas yang di bunuh</em>. Hadits ini tidak ada asal usulnya tidak di kenal sedikitpun baik dengan sanad yang shahih, tidak pula hasan dan tidak pula haif di dalam kitab-kitab hadits. Berkata Sholah Fathi Hilal, “(Hadits) dha’if :”Rujuk kembali kedalam kitab Kasyful Khafa oleh al-‘Ajluni (2200). <br />
Namun kadang kadang terjadi suatu kasus yang bersamaan pada sebagian orang pada hari kiamat sipembunuh menuntut haknya kepada sipembunuh sedangkan dia tidak bisa membayar kezhalimananya tersebut kepadanya, maka kejelekan orang yang terbunuh berpindah kepada orang yang membunuh, Sebagaimana telah ditetapkan hal tersebut didalam hadits yang shahih didalam seluruh masalah kezhaliman dan pembunuhan termasuk yang paling besar dari padanya wallahu a’lam. <br />
Dari Ibnu Mas’ud Nabi <em>shallallahu ‘laihi wasalam</em> bersabda:<div align="justify" dir="rtl"> لا تقتل نفس ظلما إلا كان على ابن آدم الأول كفل من دمها لأنه أول من سن القتل </div>Artinya:<em>Tidaklah suatu jiwa terbunuh secara zhalim melainkan anaka adam yang pertama mendapatkan dosa dari tertumpahnya darah tersebut karena dia adalah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan.”</em>(HR. al-Bukhari) <br />
Dan di gunuh Qasiyun sebaelah kiri Damasykus ada magharah (tempat ditumpahkannya darah) disebut magaharatuddam, tempat tersebut masyhur terkenal bahwasanya disanalah tempat terjadi nya pembuhuhan Habil oleh Qabil, berita tersebut termasuk berita yang di ambil dari Ahli Kitab maka Allahlah yang lebih mengetahui tentang kebenaranya. <br />
Sungguh Alhi sejarah telah menyebutkan bahwa Adam ‘alahi salam belum wafat sampai dia meliahat dari keturunannya dari anak-anaknya dan anak-anak dari anak-anaknya dampai empat puluh ribu keturunan wallahu a’lam. <br />
Berkata Sholah Fathi hilal, “sebagian manuskrip mengakatakan empat ratus ribu keturunan “ tidak ada landasan bagi pendapat ini dan sebelumnya baik dari Kitab maupun Sunnah, Allahlah yang lebih Tahu tentang kebenarnya. <br />
<br />
<strong>Sumber:</strong> <br />
-Al-Qur’an dan terjemahnya, Hadiah dari Khadim Haramain. <br />
-Shahih al-Bukhari , Ismail bin Ibrahim al-Bukhari (Syamilah) <br />
-Shahih muslim, Muslim bin Hajjaj (Syamilah) <br />
-As-Shahih al-Muntaqa Min Qishahil Anbiya Libni Katsir, oleh Sholah Fathi Hilal<br />
(www.alsofwah.or.id) </td></tr>
</tbody></table>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-56867778712121095252010-03-15T10:26:00.003-07:002010-03-15T10:26:41.839-07:00Nabi Hud Diutus Kepada Kaum 'Ad<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"></td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <div align="justify"><img align="left" border="0" src="http://www.kisahislam.com/images/stories/kisahislam1/kaum_ad.jpg" tiptitle="kaum_ad.jpg" /><!-- Xtypo - Extra Typografi For Joomla Template By http://www.templateplazza.com --> <div style="color: #333333; display: block; float: left; font-family: Georgia,Times New Roman,Trebuchet MS; font-size: 70px; line-height: 80%; padding: 0px 8px 4px 0px; text-transform: uppercase;">A</div><!-- End Xtypo -->llah <em>Subhanahu wa Ta’ala</em> mengutus Nabi Hud <em>‘Alaihissalam</em> kepada Kaum ‘Ad. Kaum ‘Ad merupakan kaum yang pertama menyekutukan Allah dalam hal rububiyyah, tetapi tidaklah mengingkarinya secara total. Penyekutuan mereka, terjadi karena mereka terperdaya oleh kekuatan dan keagungan yang mereka miliki. Mereka juga menyembah berhala dan meyakini bahwa berhala memiliki kemampuan memberikan manfaat dan madharat kepada pemujanya. Kaum ‘Ad kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah banjir bandang pada masa Nabi Nuh <em>‘Alaihissalam</em> sebagaimana dikatakan oleh Ibnu katsir dalam Qahashul Anbiya’.</div><div align="justify"> <a name='more'></a></div><div align="justify"> </div><div align="justify"> </div><div align="justify"> </div><div align="justify">Allah <em>Ta’ala</em> mengutus Nabi Hud <em>‘Alaihissalam </em>kepada kaum ‘Ad yang pertama dalam rangka menyeru mereka agar beribadah semata-mata kepada Allah dan meninggalkan penyembahan kepada selain Allah. Allah <em>Ta’ala </em>menjelaskan dakwah beliau dalam beberapa ayat,<br />
<br />
Didalam QS. <strong>Al-A’raf [7]:65</strong>; yang artinya:<br />
<!-- Xtypo - Extra Typografi For Joomla Template By http://www.templateplazza.com --><div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: rgb(248, 250, 252) url(/plugins/content/xtypo/icon/info.gif) no-repeat scroll 15px 50%; border-bottom: 2px solid rgb(181, 212, 254); border-top: 2px solid rgb(181, 212, 254); color: #5e6273; padding: 5px 20px 5px 45px; text-align: left;">"Dan kepada kaum ‘Ad (Kami telah mengutus) saudara mereka, Hud. Ia mengatakan: ”Wahai kaumku beribadahlah kalian semua kepada Allah, tidak ada bagi kalian sesembahan selain-Nya. Maka mengapa kalian tidak bertaqwa kepada-Nya?”</div><!-- End Xtypo --> Ketika Nabi Hud <em>‘Alaihissalam</em> mengibarkan bendera dakwah tauhid di tengah-tengah kaumnya, beliau dicerca dan dicaci serta dituduh berdusta, sebagaimana diterangkan Allah Ta’ala dalam <strong>QS. Al-A’raf [7]: 66</strong>; yang artinya:<br />
<!-- Xtypo - Extra Typografi For Joomla Template By http://www.templateplazza.com --><div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: rgb(248, 250, 252) url(/plugins/content/xtypo/icon/info.gif) no-repeat scroll 15px 50%; border-bottom: 2px solid rgb(181, 212, 254); border-top: 2px solid rgb(181, 212, 254); color: #5e6273; padding: 5px 20px 5px 45px; text-align: left;">Berkata pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya: “Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.”</div><!-- End Xtypo --><br />
Dan juga dalam <strong>QS. Hud [11]: 53;</strong> yang artinya:<br />
<!-- Xtypo - Extra Typografi For Joomla Template By http://www.templateplazza.com --><div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: rgb(248, 250, 252) url(/plugins/content/xtypo/icon/info.gif) no-repeat scroll 15px 50%; border-bottom: 2px solid rgb(181, 212, 254); border-top: 2px solid rgb(181, 212, 254); color: #5e6273; padding: 5px 20px 5px 45px; text-align: left;">Kaum ‘Ad, mereka mengatakan: “Wahai Hud, tidaklah kamu membawa keterangan yang nyata dan tidaklah kami akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidaklah akan mempercayaimu.”</div></div></td></tr>
</tbody></table>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-27624252089415127582010-03-15T10:24:00.000-07:002010-03-15T10:24:11.674-07:00KISAH KAUM YASIN<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"></td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <div align="left" dir="rtl"><img align="left" border="0" src="http://www.kisahislam.com/images/stories/yasin1to9-large.jpg" />Alloh Subhanallahu Ta'ala berfirman </div><div align="justify" dir="rtl">وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلاً أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ {13} إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ {14} قَالُوا مَآأَنتُمْ إِلاَّ بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآأَنزَلَ الرَّحْمَنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُونَ {15} قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ {16} وَمَاعَلَيْنَآ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ {17} قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ {18} قَالُوا طَآئِرُكُم مَّعَكُمْ أَئِن ذُكِّرْتُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ {19} وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ {20} اتَّبِعُوا مَن لاَّيَسْئَلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ {21} وَمَالِيَ لآأَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ {22} ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ الرَّحْمَـنُ بِضُرٍّ لاَّتُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلاَيُنقِذُونَ {23} إِنِّي إِذًا لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {24} إِنِّي ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ {25} قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ {26} بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ {27} * وَمَآأَنزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِن بَعْدِهِ مِن جُندٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ {28} إِن كَانَتْ إِلاَّ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ {29}</div><a name='more'></a><br />
<em> Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.(Yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian kami kuatkan dengan (utusan) ketiga,maka ketiga utusan itu berkata:"Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".Mereka menjawab:"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka."Mereka berkata:"Rabb kami lebih mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".Mereka menjawab:"Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan mereajam kamu dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kami".Utusan-utasan itu berkata:"Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri.Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)?.Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki (Habib An Najjar) dengan bergegas-gegas ia berkata:"Hai kaumku ikutilah utusan-utusan itu.Ikutilah orang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah (Ilah) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah ilah-ilah selain-Nya, jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?. Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabbmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku. Dikatakan (kepadanya):"Masuklah ke surga".Ia berkata:"Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Rabbku memberikan ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.(QS.Yaasiin:13-29)</em> Menurut mayoritas ulama Salaf maupan Khalaf bahwa negeri tersebut adalah Anthakiyyah. Pendapat ini sangat lemah, karena ketika al-Masih mengirimkan tiga orang utusan dari pengikutnya yang setia, mak Anthakiyyah adalah negeri yang petama kali beriman kepada al-Masih pada saat itu, Jadi, ia merupakan salah satu negeri dari empat kota di negeri tersebut, yaitu Anthakiyyah, al-Quds, Iskandariyyah, Rumiyyah,dan setelahnya al-Qasthanthiniyyah, (kostantinopel),yang mereka tidak dibinasakan. Dan penduduk negeri yang disebutkan di dalam al-Qur-an itu semuanya dibinasakan,sebagaimana yang difirmankan Allah Ta;ala paada akhir kisahnya setelah pembunuhan yang mereka lakukan terhadap seorang utusan yang jujur:<div align="justify" dir="rtl"> <br />
إِن كَانَتْ إِلاَّ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ {29}</div><br />
<div align="justify"><em>Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. (QS. Yaasiin:29)</em></div><div align="justify"> Tetapi jika ketiga yang disebutkan di dalam al-Qur-an itu yang diutus kepada penduduk Anthakiyyah kuno, lalu mereka mendustakan dan akhrnya dibinasakan, dan setelah itu dibangun kembali hingga pada zaman al-Masih, mereka beriman kepada Rasul yang diutus kepada mereka. Maka pendapat seperti ini tidak ditolak. <em>Wallahu a’lam.</em> </div><div align="justify">Sedangkan pendapat yang menyatakan bahwa kisah yang terdapat di dalam al-Qu-rana adalah kisah par sahabat al-Masih,maka berdasarkan keterangan di atas pendapat tersebut lemah, karena makna yang nampak dari redaksi al-Qur-an meninjukan, bahwa para Rasul itu adalah dari sisi Allah Ta’ala. <br />
Allah Ta’ala berfirman :</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلاً…{13}</div><div align="justify"><em>“Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan.”(QS.Yaasiin:13)</em> <br />
</div><div align="justify">Yakni, kepada kaummu hai Muhammmad.</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ {13} إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ{14}</div><div align="justify"><em>“Yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.(Yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian kami kuatkan dengan (utusan) ketiga.”(QS.Yaasiin:13-14)</em> <br />
</div><div align="justify">Maksudnya Kami perkuat mereka berdua dengn utusan yang ketiga.</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
فَقَالُوا إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ {14}“</div><div align="justify"><em>Maka ketiga utusan itu berkata:"Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."(QS.Yaasiin:14)</em> <br />
</div><div align="justify">Kemudian mereka menolak ketiganya sebagai utusan dan menganggap ketiganya sebagai manusia buasa seperti mereka, sebagaimana yang dikatakan umat-umat yang kafir kepada para Rasul mereka.Mereka menganggap bahwa Allah Ta;ala tidak mungkin mengutus manusia biasa sebagai Rasul. Kemudian para utusan itu menjawab bahwa Allah Ta’ala Mahamengetahui, bahwa mereka memang benar-benar Rasul yang Dia utus kepada kaumnya. Seandainya kami berdusta (dengan mengaku sebagai Rasul padahal bukan ),niscaya Dia akan menyiksa kami dengan siksaan yang sangat pedih.</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
وَمَاعَلَيْنَآ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ {17}</div><em>“Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas"(QS.Yaasiin:17)</em> <br />
<div align="justify">Maksudnya tugas kami hanyalah menyampaikan apa yang karenanya kami diutus kepada kalian. Sesungguhnya Allah yang memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyesatkan sipa saja yang Dia kehendaki pula.</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِن {18}“</div><em>Mereka menjawab:"Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu.”(QS.Yaasiin:18)</em> <br />
Maksudnya, apa yang kalian bawa kepada kami itu hanya menjadikan kami itu hanya menjadikan kami bernasib malang saja.<div align="justify" dir="rtl"> <br />
لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ {18}</div><em>“Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu.”(QS.Yaasiin:18)</em> <br />
Ada yang mengatakan:”Yaitu dengan ucapan.”Dan ada pula yang mengatakan:Yakni dengan perbuatan.”Pendapat yang itu pertama diperkuat dengan firman Allah Ta’ala:<div align="justify" dir="rtl"> <br />
وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ {18}</div><em>“Dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kami”(QS.Yaasiin:18).</em> <br />
Mereka menjanjikan pembunuhan dan kehinaan bagi kaum tersebut.<div align="justify" dir="rtl"> <br />
قَالُوا طَآئِرُكُم مَّعَكُمْ{19}“</div><em>.Utusan-utasan itu berkata:"Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri.”(QS.Yaasiin:19)</em> <br />
Maksudnya, sebenarnya kemalangan itu akibat diri kalian sendiri.<div align="justify" dir="rtl"> <br />
أَئِن ذُكِّرْتُم{19}</div>“Apakah jika kamu diberi peringatan.”(QS.Yaasiin:19) <br />
Maksudnya, apakah karena kami menyampaikan petunjuk kepada kalian dan mengajak kalian kepada petunjuk itu, maka kalian mengancam kami dengan pembunuhan dan penghinaan. <br />
<div align="justify" dir="rtl">بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ {19}</div><em>“Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”(QS.Yaasiin:19)</em> <br />
Yakni, mereka menolak dan tidak pula menginginkan kebenaran.<br />
<br />
<div align="justify"><strong>Diantara Kaum Yasin yang beriman </strong>. </div><div align="justify">Dan firman Allah Ta’ala :</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى{20} </div><em>“Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki (Habib An Najjar) dengan bergegas-gegas”</em> (QS. Yaasiin:20) <br />
Yakni,untuk membantu para Rasul dan memperlihatkan keimanan kepada mereka.<div align="justify" dir="rtl"> <br />
قَالَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ {20} اتَّبِعُوا مَن لاَّيَسْئَلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ {21} </div><em>“Dia berkata:"Hai kaumku ikutilah utusan-utusan itu ikutilah orang tiada minta balasan kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk</em>.” (QS.Yaasiin:21) <br />
<div align="justify">Maksudnya, mereka menyeru kalian kepada kebenaran yang murni tanpa meeminta upah dan balasan. Kemudian utusan yang ketiga itu menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah saja, dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta melarang mereka beribadah kepada selain-Nya, sesuatu yang tidak dapat memberikan manfaat di dunia dan juga di akhirat</div><div align="justify" dir="rtl">. <br />
إِنِّي إِذًا لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {24} </div><em>“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.”</em> (QS. Yaasiin:24) <br />
<div align="justify">Yakni, (aku berada dalam kesesatan) jika aku tidak beribadah kepada Allah dan bahkan beribadah kepada selain Allah.Kemudian kepada Rasul, dia mengatakan:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
إِنِّي ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ {25} </div><em>“Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabbmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.”</em> (QS. Yaasiin:25) <br />
<div align="justify">Ada yang berpendapat:”Maksudnya, dengarkanlah ucapanku dan jadilah kalian saksi bagiku di hadapan Rabb kalian.”Dan ada pula yang mengatakan :”Artinya, dengarkanlah, hai kaumku keimananku kepada Rasul-Rasul Allah secara terang-terangan.”Pada saat itu mereka membunuhnya. </div><div align="justify">Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: Dia menasihati kaumnya semasa hidupnya dengan mengatakan:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
قَالَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ {20} </div><em>”Dia berkata:"Hai kaumku ikutilah utusan-utusan itu”</em> (QS. Yaasiin:20) <br />
<div align="justify">Dan sepeninggalnya,dalam ucapannya:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
قَالَ يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ {26} بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ {27} </div><em>".Dia berkata:"Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,apa yang menyebabkan Rabbku memberikan ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".</em> (QS.Yaasiin:27) <br />
<div align="justify"> Qatadah mengatakan:”Engkau tidak mendapati seorang mukmin kecuali dia itu tulus (dalam memberi nasehat),dan engkau tidak mendapatinya sebagai penipu.”Dan ketika dia melihat (dengan mataa kepalanya sendiri) apa yang Allah berikan kepadanya berupa kemuliaan dia berkata :</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ {26} بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ {27} </div><em>"Dia berkata:"Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,apa yang menyebabkan Rabbku memberikan ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".</em> (QS.Yaasiin:27) <br />
<div align="justify">Demi Allah dia sangat berharap seandainya kaumnya mengetahui apa yang dia lihat berupa kemurahan Allah Ta’ala. <br />
Lebih lanjut, Qatadah mengemukakan:”Demi Allah, Allah tidak mencaci kaumnya setelah mereka membunuhnya.Allah berfirman:</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
إِن كَانَتْ إِلاَّ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ {29} </div><em>Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.</em> (QSYaasiin :29) <br />
<br />
<strong>Kebinasaan kaum Yasin.</strong> <br />
Dan firman Allah Ta’ala:<div align="justify" dir="rtl"> <br />
وَمَآأَنزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِن بَعْدِهِ مِن جُندٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ {28} </div><em>“Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.”</em> (QS.Yaasiin:28) <br />
<div align="justify">Artinya, dalam menuntut balas kepada mereka, Kami (Allah) tidak perlu menurunkan kepada mereka bala tentara dari kangit.</div><div align="justify" dir="rtl"> <br />
إِن كَانَتْ إِلاَّ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ {29} </div><em>Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.</em> (QSYaasiin :29) <br />
<div align="justify">Para ahli tafsir mengatakan:”Allah Ta’ala mengutus kepada mereka Malaikat Jibril ‘alaihissalam, lalu dia membuka pintu gerbang negeri mereka seraya berteriak dengan satu kali teriakan, maka seketika itu juga mereka mati. Maksudnya, mereka tiada dapat bersuara dan bergerak, dan tidak seorang pun dari mereka yang tersisa. <br />
</div>Semuanya itu menunjukan, bahwasanya negeri itu bukanlah negeri Anthakiyyah, sebab mereka dibinasakan karena peilaku mereka yang mendustakan Rasul-Rasul Allah yang diutus kepada mereka. Sedangkan penduduk Anthakiyyah itu beriman dan mengikuti para utusan Al-Masihyang berasal dari kalangan orang-orang yang setia kepadanya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa Anthakiyyah adalah kota yang pertama kali beriman kepada al-Masih.<em>Wallahu a’lam.</em><br />
(<strong>sumber: www.alsofwah.or.id</strong>)</td></tr>
</tbody></table>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-9951499739926705392010-03-15T10:20:00.000-07:002010-03-15T10:20:18.292-07:00KISAH HIDHIR AS DAN NABI MUSA AS<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"></td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"></td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <img align="left" border="0" height="109" src="http://www.kisahislam.com/images/stories/avgbd2.jpg" width="212" />Kisah ini berkaitan dengan Nabi Musa AS yang ketika itu memiliki kedudukan yang agung di kalangan Bani Israil, dimana ia mengajari mereka sejumlah ilmu dan masyarakat pun merasa kagum dengan kesempurnaan ilmunya. <br />
<br />
Pada suatu hari seseorang bertanya kepadanya: “Wahai nabi Allah, apakah ada atau engkau mengetahui seseorang di bumi ini yang lebih pintar darimu?” <br />
Nabi Musa AS menjawab, “Tidak ada.” <br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Jawaban tersebut dilontarkan Nabi Musa AS berdasarkan kenyataan yang diketahuinya dan dimaksudkan untuk mendorong semangat mereka dalam menimba ilmu darinya. Kemudian Allah mengabarinya bahwa Dia memiliki seorang hamba yang tinggal di tempat pertemuan dua buah lautan; yang memiliki sejumlah ilmu yang tidak dimiliki Nabi Musa AS dan menerima wahyu di luar kebiasaan. Nabi Musa AS ingin sekali menemuinya karena ingin menambah ilmunya. Kemudian ia memohon kepada Rabbnya supaya mengizinkannya untuk menemuinya serta memberitahukan tempatnya. Mereka (Nabi Musa AS dan muridnya) membawa ikan sebagai bekal dalam perjalanan, seraya Dikatakan kepadanya, “Jika ikan itu hilang, maka di situlah hamba-Ku tinggal.” Nabi Musa AS pergi dan berhasil menemukannya. Allah Ta’ala telah menceritakan kisah keduanya di dalam surat Al-Kahfi, <em>“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada (muridnya):”Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” </em> (Al-Kahfi: 60) hingga firman Allah, <em> “Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” </em> (Al-Kahfi: 82). <br />
<br />
Dalam kisah ini terkandung sejumlah faidah, hukum dan kaidah yang terkait dengan pertolongan Allah, dan kami akan mengemukakan hal-hal yang penting darinya: <br />
<br />
Di antara faidah yang dapat diambil dari kisah di atas adalah keutamaan serta kemuliaan ilmu yang terkandung dalam kisah tersebut. Juga disyari’atkannya melakukan perjalanan untuk menuntutnya dan menggolongkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Nabi Musa AS pun telah melakukan perjalanan yang jauh untuk menuntutnya serta merasakan kelelahan dalam melakukannya. Saat itu Nabi Musa AS meninggalkan tugas yang diembannya pada Bani Israil, yaitu mengajari dan membimbing mereka, dan ia memilih melakukan perjalanan untuk menambah ilmunya. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa dalam menuntut ilmu, hendaklah dimulai dari ilmu yang sangat penting dan diikuti oleh ilmu penting berikutnya. Menambah ilmu untuk dirinya adalah lebih penting daripada meninggalkannya karena alasan sibuk mengajar bahkan dia harus belajar untuk mengajarkan kepada yang lain. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa diperbolehkan mengambil pembantu ketika melakukan perjalanan dan saat berada di tempat untuk mempersiapkan makanan dan mendapatkan istirahat yang cukup, sebagaimana yang dilakukan Nabi Musa AS. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa orang yang melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu, berjihad serta perjalanan lainnya yang termasuk perjalanan dalam melakukan ketaatan kepada Allah, jika kemaslahatan menghendakinya supaya memberitahukan ilmu yang dituntutnya dan tempat yang ditujunya, niscaya hal itu dipandang lebih sempurna daripada menyembunyikannya. Karena dengan memberitahukannya maka di dalamnya terdapat sejumlah faidah, seperti: menyiapkan segala sesuatu (bekal) yang diperlukannya, melaksanakan perbuatan tersebut dengan seksama dan memberitahukan agar bersemangat dalam melakukan ibadah yang utama tersebut. Hal tersebut didasarkan kepada perkataan Nabi Musa AS, <em> “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” </em> (Al-Kahfi: 60). <br />
<br />
Ketika Nabi SAW bermaksud melakukan perang Tabuk, maka beliau memberitahukan maksudnya itu kepada kaum muslimin, padahal pada umumnya ketika beliau hendak berperang niscaya akan menutupi maksudnya itu dengan perbuatan yang lainnya.* Perbedaan sikap Rasulullah SAW itu karena adanya perbedaan maslahat yang ada dalam keduanya. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa kejahatan dan sebab-sebabnya disandarkan kepada syetan, demikian juga halnya dengan kekurangan. Hal itu merujuk perkataan seorang pemuda yang ditujukan kepada Nabi Musa AS, <em> “…dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan ….” </em> (Al-Kahfi: 63). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa diperbolehkannya seseorang untuk memberitahukan hal yang dirasakannya menjadi tuntutan tabiat alami mamusia, misalnya: merasa letih, lapar, atau dahaga, jika tidak dimaksudkan untuk menunjukkan kebencian dan dikatakan dengan jujur, sebagaimana perkataan Nabi Musa AS, <em> “Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” </em> (Al-Kahfi: 62). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seseorang hendaklah mengambil pembantu yang cerdas dan pintar supaya dapat membantu dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya dengan sempurna. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa dianjurkan bagi seseorang untuk memberikan makanan kepada pembantunya dari makanannya serta keduanya makan bersama-sama. Karena Dzahir perkataan Nabi Musa AS, <em> “Bawalah ke mari makanan kita.” </em> (Al-Kahfi: 62). Untuk dimakan bersama-sama. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa pertolongan Allah akan diberikan (diturunkan) kepada seorang hamba sesuai dengan ketaatannya dalam menunaikan perintah syara’ (agama), sedangkan suatu perbuatan yang sesuai dengan keridhaan Allah niscaya akan mendatangkan pertolongan Allah kepada pelakunya yang tidak didatangkan kepada selainnya. Hal itu merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” </em> (Al-Kahfi: 62). Isyarat ini ditujukan kepada perjalanan yang telah melewati tempat pertemuan dua buah lautan. Sedangkan dalam perjalanan melewati laut yang pertama, maka Nabi Musa AS tidak mengeluhkannya meskipun jauh. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seorang hamba yang ditemui Nabi Musa AS bukanlah seorang nabi, melainkan seorang hamba yang shalih yang berilmu dan mendapat ilham. Karena Allah Ta’ala menceritakannya dengan menyebutkan ilmu, ibadah yang khusus dan sifat-sifat terpuji, tanpa dibarengi dengan penyebutan nabi atau rasul. <br />
<br />
Sedangkan firman Allah Ta’ala dalam akhir kisah ini,<em> “… dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.” </em> (Al-Kahfi: 82) tidak menunjukkan bahwa hamba yang dimaksud ialah seorang nabi, akan tetapi menunjukkan kepada ilham dan pemberitahuan, dimana semua itu ditujukan kepada selain para nabi. Allah Ta’ala berfirman, <em> “Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah.” </em> (An-Nahl: 68). Sedang dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman, <em> “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa.” </em> (Al-Qashash: 7). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa ilmu yang diajarkan Allah kepada seorang hamba terdiri dari dua macam, yaitu: <br />
1. Ilmu yang diperoleh seorang hamba melalui pencarian dan kesungguhannya. <br />
2. Ilmu Ilahi dan bersifat pemberian Allah, yaitu ilmu yang diberikan Allah kepada seseorang yang dikehendakinya dari hamba-hamba-Nya, seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala, <em> “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” </em> (Al-Kahfi: 65). Jadi Hidhir AS ialah orang yang telah dikaruniai ilmu tersebut. <br />
<br />
Faidah lainnya adalah keharusan berlaku sopan santun serta lemah-lembut dalam bertutur kata terhadap guru. Hal tersebut merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.” </em> (Al-Kahfi: 66). Nabi Musa AS melontarkan perkataan tersebut dengan sikap yang sopan serta mengajak musyawarah. Seakan-akan ia berkata, <em> “Apakah engkau mengizinkanku atau tidak.” </em> Nabi Musa AS memperlihatkan kebutuhannya kepada guru (yakni Hidhir AS), keinginannya untuk menimba ilmu darinya serta kerinduannya kepada ilmu yang ada padanya. Berbeda sekali dengan orang-orang yang sombong dan bertabiat buruk, dimana mereka tidak akan memperlihatkan kebutuhan mereka terhadap guru Bagi seorang pelajar yang tidak memperlihatkan sikap yang sopan dan kebutuhannya terhadap ilmu guru serta rasa syukurnya atas ilmu yang diajarkannya niscaya ia tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. <br />
<br />
Faidah lainnya adalah keharusan bersikap tawadhu’ dari seseorang yang memiliki kedudukan yang mulia; untuk belajar kepada orang yang kedudukannya lebih rendah darinya. Tidak diragukan lagi bahwa kedudukan Nabi Musa AS adalah lebih utama daripada Hidhir AS. <br />
<br />
Faidah lainnya adalah kemestian bagi seorang guru yang memiliki kedudukan yang mulia untuk mempelajari ilmu yang belum dikuasainya kepada seseorang yang telah menguasainya, meskipun kedudukan gurunya lebih rendah dalam sejumlah ilmu daripadanya. Nabi Musa AS termasuk salah seorang ulul ‘azmi yang besar dari para rasul yang dikaruniai sejumlah ilmu oleh Allah Ta’ala yang tidak dikaruniakan kepada selain mereka, akan tetapi dalam kaitannya dengan ilmu khusus yang dimiliki Hidhir AS, dimana Nabi Musa AS tidak memilikinya, maka ia ingin sekali belajar darinya. <br />
<br />
Faidah lainnya, harus menyandarkan ilmu serta keutamaan lainnya, kepada kemurahan Allah dan rahmat-Nya, mengakui hal tersebut dan bersyukur kepada Allah atas karunia yang diberikan kepadanya. Hal itu merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “… supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.” </em> (Al-Kahfi: 66). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membimbing serta menunjukan kepada kebaikan. Setiap ilmu yang di dalamnya mengandung petunjuk kepada kebaikan dan peringatan dari kejahatan atau hal-hal yang menyebabkan terjerumus kepadanya niscaya termasuk ilmu yang bermanfaat. Sedangkan ilmu selainnya baik yang menimbulkan kemadharatan atau di dalamnya tidak mengandung faidah termasuk ilmu yang tidak bermanfaat. Hal itu merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “… supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.” </em> (Al-Kahfi: 66). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seseorang yang tidak sabar dalam menemani gurunya dan tidak memiliki keteguhan hati di dalam menempuh pelajaran niscaya ia akan menjadi orang yang picik dan tidak akan memperoleh ilmu. Jadi orang yang tidak sabar niscaya tidak akan memperoleh ilmu, sedang orang yang sabar dan membiasakannya niscaya akan memperolehnya, karena semua usaha akan diarahkan untuk memperolehnya. Karena itu Hidhir AS memberikan alasan bahwa Nabi Musa AS tidak akan bersabar dalam mempelajari ilmunya yang khusus tersebut. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa di antara hal yang akan membantu seseorang bersabar dalam melakukan segala pekerjaan; ia harus menyadari; bahwa dengan mengerjakannya, niscaya ia akan mendapatkan suatu ilmu, manfaat dan hasil darinya, dan orang yang tidak menyadari hal tersebut, niscaya akan sulit baginya untuk bersabar. Hal itu merujuk perkataan Hidhir: <em> “Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu.” </em> (Al-Kahfi: 68). <br />
<br />
Faidah lainnya adalah keharusan bersikap hati-hati, berketetapan hati dan tidak terburu-buru dalam mempelajari hukum segala sesuatu; sehingga benar-benar mengetahui hukum yang dikehendaki dan dimaksud. <br />
<br />
Faidah lainnya adalah disyari’atkannya menggantungkan kejadian segala sesuatu di masa mendatang kepada kehendak Allah. Hal itu merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “Insya Allah kamu akan mendapatkanku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” </em> (Al-Kahfi: 69). Meniatkan sesuatu bukanlah berarti telah melakukannya, dimana Nabi Musa AS telah meniatkan untuk bersabar, tetapi ia tidak dapat melakukannya. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seorang guru jika melihat suatu kemaslahatan, hendaklah memberitahukannya kepada muridnya, agar muridnya tidak mengawali belajarnya dengan pertanyaan mengenai sebagian hal, tetapi gurunya yang menjelaskannya. Karena kemaslahatan itu bersifat menyertai, misalnya: jika pemahaman muridnya sempit, atau tidak menjelaskannya secara menjelimet, atau mengajukan sejumlah pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan materi yang dipelajari. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa diperbolehkan mengarungi lautan, jika tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seseorang yang lupa tidak akan disiksa; tidak pada hak Allah SWT serta tidak pula pada hak manusia, kecuali jika hal itu berkaitan dengan perusakan harta orang lain, maka dalam kasus itu terdapat pertanggung jawaban, tanpa kecuali kepada orang yang lupa. Hal tersebut merujuk perkataan Nabi Musa AS, <em> “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku.” </em> (Al-Kahfi: 73). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa dalam menyikapi perilaku manusia (masyarakat) dan bergaul dengan mereka, hendaklah seseorang bersikap pemaaf terhadap perilaku mereka dan juga toleran terhadap diri mereka dan tidak semestinya dia membebani mereka dengan urusan yang tidak mampu mereka kerjakan, atau mendatangkan kesulitan terhadap mereka, atau berbuat zhalim kepada mereka, karena perbuatan itu akan menyebabkan mereka lari dari sisinya, tetapi ia harus membebani mereka dengan urusan yang mudah yang mampu mereka kerjakan. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa segala sesuatu berjalan menurut lahirnya serta terkait dengannya ketentuan-ketentuan hukum dunia dalam segala sesuatu. Nabi Musa AS menentang Hidhir AS ketika merusakkan bahtera dan membunuh seorang anak berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum yang bersifat umum, dan ia tidak melihat sumber yang mendasarinya, dan Hidhir AS pun tidak bertanya kepada Allah dan tidak pula menentang-Nya, tetapi Hidhir AS langsung melakukannya. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa dalam kisah tersebut terkandung suatu kaidah besar yang masyhur, yaitu: “Menolak keburukan yang lebih besar dengan mengerjakan keburukan yang ringan akibatnya, dan menjaga kemaslahatan yang lebih besar dengan meninggalkan kemaslahatan di bawahnya (yang lebih kecil).” Membunuh seorang anak kecil termasuk suatu kejahatan, tetapi membiarkannya tetap hidup hingga dewasa dan menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya dalam urusan agama adalah kejahatan yang sangat besar. Membiarkan anak tersebut tetap hidup dan tidak membunuhnya, meskipun secara lahir termasuk kebaikan, tetapi membiarkan kedua orang tuanya tetap hidup dan berpegang teguh kepada agama keduanya adalah lebih baik daripada membiarkannya (anak itu) tetap hidup. Karena itu, maka Hidhir AS membunuhnya setelah Allah memberinya ilham mengenai hakikat yang sesungguhnya, karena kedudukan ilham yang bersifat bathin adalah setara dengan bukti nyata dalam pandangan orang selainnya. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa kaidah besar yang lainnya, bahwa perbuatan seseorang yang berkaitan dengan harta milik orang lain, jika ia bertujuan memelihara kemaslahatan dan menolak kemadharatan maka diperbolehkan baginya melakukan perbuatan tersebut tanpa meminta izin lebih dahulu kepada pemiliknya, meski harus menghilangkan sebagian harta tersebut, seperti yang dilakukan Hidhir AS yang merusak bahtera hingga tampak jelek dengan maksud supaya selamat dari perampasan seorang raja yang zhalim. Di bawah kedua kaidah besar tersebut, terdapat sejumlah faidah yang tidak terhingga. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa suatu amal boleh dikerjakan di lautan sebagaimana diperbolehkan mengerjakannya di daratan. Hal tersebut merujuk perkataan Hidhir AS, <em> “Adapun bahtera itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut.” </em> (Al-Kahfi: 79). <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa membunuh termasuk dosa besar. <br />
Faidah lainnya, bahwa sesungguhnya seorang hamba yang shalih, niscaya Allah akan memelihara dirinya, keturunannya dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Hal tersebut merujuk perkataan Hidhir AS, <em> “… sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” </em> (Al-Kahfi: 82). <br />
<br />
Pengabdian serta amal baik orang-orang shalih, niscaya lebih utama dari pengabdian serta amal baik selain mereka, karena alasan pengerjaan amal-amal mereka adalah kepatutan. Hal tersebut merujuk perkataan Hidhir AS, <em> “… sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” </em> (Al-Kahfi: 82). <br />
<br />
Faidah lainnya adalah keharusan memperhatikan etika di dalam menjalin komunikasi dengan Allah Ta’ala hingga dalam perkataan, dimana Hidhir AS menyandarkan perusakan bahtera kepada dirinya, seperti tertera dalam perkataannya, <em> “… dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu.” </em> (Al-Kahfi: 79). Sedang dalam kebaikan maka ia menyandarkannya kepada Allah seperti dalam perkataannya, <em> “… maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabbmu.” </em> (Al-Kahfi: 82). Contoh lainnya, Nabi Ibrahim AS berkata, <em> “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” </em> (Asy-Syu’ara: 80). Contoh lainnya, jin berkata, <em> “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” </em> (Al-Jin: 10). Padahal segala sesuatu ditetapkan menurut qadha’ dan qadar Allah. <br />
<br />
Faidah lainnya, bahwa seseorang tidak patut membiarkan sahabatnya dalam suatu keadaan dan mengabaikan persahabatan yang telah dijalinnya, tetapi ia harus tetap memeliharanya sehingga tidak ada lagi tempat bagi kesabaran (kesabarannya telah habis). Kecocokan antara seseorang dengan sahabatnya dalam urusan-urusan yang tidak menimbulkan bahaya merupakan motifasi atau sebab pendorong kekalnya persahabatan mereka, dan sebagai lem perekat hubungan mereka, sebagaimana tidak adanya kecocokan menjadi sebab putusnya persahabatan. <br />
(sumber: www.alsofwah.or.id) </td></tr>
</tbody></table>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-58815058251989192042010-03-15T10:16:00.001-07:002010-03-15T10:16:48.087-07:00Keutamaan Bulan Sya'ban<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td></tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr></tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr></tr>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td></tr>
</tbody></table><div align="justify" class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tatkala Nabi -<em>Shalallahu alaihi wa salam</em>- melihat perhatian manusia terhadap bulan Rajab pada masa jahiliyah, mereka sangat mengagungkan dan melebihkan atas seluruh bulan, dan tatkala beliau melihat kaum muslimin berambisi untuk mengagungkan bulan al-Qur`an (Ramadhan), maka beliau -<em>Shalallahu alaihi wa salam-</em> berkeinginan untuk menjelaskan kepada mereka keutamaan bulan-bulan dan hari-hari yang lain.</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="justify"> </div><div align="justify">Telah diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban.” Nabi <em>Shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,</div><div align="justify"> </div><div align="justify">ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ</div><div align="justify"> </div><div align="justify"></div><a name='more'></a><br />
“<em>Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan</em>.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah.” (Lathoif Al Ma’arif, 235)<br />
<div align="justify"> </div><div align="justify"><strong><br />
Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban</strong></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu puasa. Bahkan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Dari ‘Aisyah <em>radhiyallahu ‘anha</em>, beliau mengatakan,</div><div align="justify"> </div><div align="justify">كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ</div><div align="justify"> </div><div align="justify"> </div><div align="justify">“Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">‘Aisyah <em>radhiyallahu ‘anha</em> juga mengatakan,</div><div align="justify"> </div><div align="justify">لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ</div><div align="justify"> </div><div align="justify">“Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah <em>radhiyallahu ‘anha</em> mengatakan,</div><div align="justify"> </div><div align="justify">كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً.</div><div align="justify"> </div><div align="justify">“Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,</div><div align="justify"> </div><div align="justify">أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.</div><div align="justify"> </div><div align="justify">“Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)? Asy Syaukani mengatakan, “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Lalu Kenapa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> tidak puasa penuh di bulan Sya’ban? An Nawawi rahimahullah menuturkan bahwa para ulama mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib. ” (Syarh Muslim, 4/161) </div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Di antara rahasia kenapa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, Ibnu Rajab, 233)</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"> </div><div align="justify">Hikmah di balik puasa Sya’ban adalah:</div><div align="justify"> <ol><li>Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah <em>'Azza wa Jalla</em> -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”</li>
<li>Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban. Jadi beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.</li>
<li>Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, hal. 234-243)</li>
</ol></div><div align="justify">Semoga Allah <em>subhanahu wa ta’ala</em> menjadikan kita orang yang senantiasa berlomba-lomba dalam memperoleh keutamaan pada bulan ini, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut.</div><div align="justify"> </div><div align="justify">وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ</div><div align="justify"> </div><div align="justify"> “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506). Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya (terkabulnya) do’a. (Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad). </div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-10029725032733195302010-03-14T03:41:00.001-07:002010-03-14T03:41:41.372-07:00Balasan Terhadap Pencuri<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> <b> قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ ( صحيح البخاري ) <br />
</b></div><b><i> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Barangsiapa mengambil tanah milik orang lain walaupun sejengkal niscaya akan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi”.( Shahih Al Bukhari ) </i></b><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَة وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ </div>Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Maha menguasai rahamat dan Maha menguasai kenikmatan dan kebahagiaan . <br />
Hadirin hadirat, ingatlah selalu pada sayyidul istighfar , raja dari semua doa memohon pengampunan dari Allah , <br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ، مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ </div><b><i> “ Wahai Allah..Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yang menciptakanku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung padaMu dari keburukan yang kuperbuat, aku sadari kenikmatanMu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau ” </i></b><br />
Makna kalimat <b><i> “ Wahai Allah ” </i></b> , kau telah memanggil Sang Maha Memiliki nafasmu , Yang Maha Memiliki seluruh yang hidup di alam semesta, sumber seluruh kekuatan , sumber seluruh kejadian siang dan malam , berputarnya bumi , berputarnya bulan , dan berputarnya waktu siang dan malam , Maha Raja Tunggal sepanjang waktu dan zaman , dan engkau panggil nama-Nya <b><i> “ Wahai Allah “ </i></b> , nama yang paling berwibawa dan paling mendengar semua yang menyeru-Nya dari semua yang memiliki pendengaran . Ketahuilah Dia adalah Sang Pencipta semua pendengaran , Yang Maha Mendengar apa yang diucapkan dan yang ada dalam getaran jiwa , Ia Maha Mendengar getaran jiwa yang terdalam dari sanubari kita , demikian keadaan-Nya siang dan malam disetiap waktu dan saat .<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Dan kalimat selanjutnya lebih indah , kalimat <b><i> “ Anta (engkau)” </i></b>, ketika itu kau berbicara dengan Sang Maha Raja langit dan bumi , bukan berbicara dengan Camat , Bupati , Gubernur , Presiden atau Raja , tetapi kau berbicara kepada Sang pemilik kerajaan langit dan bumi, Yang menciptakan langit pertama itu dipenuhi dengan jutaan galaksi , dan setiap galakisi itu mengandung triliunan planet juga , maka Dia lah yang kita seru dengan panggilan <b><i> “ Anta ( Engkau ) ”. Allahumma anta Rabby (Wahai Allah Engkau Tuhanku)</i></b>, nama terluhur , nama tersuci , nama termulia , nama pembuka segenap kebahagiaan , nama Yang Maha melimpahkan pengampunan , nama yang kuharapkan menyingkirkan musibah dan kesulitanku, nama yang kuharapkan menghapus dosa-dosaku , nama yang kuharapkan membukakan kemudahan bagiku dunia dan akhirat , nama yang paling berkuasa setiap detik kejadian di alam semesta. Saat itu kau panggil <b><i> “Wahai Allah” </i></b> penguasa diriku dan pencipta jasadku dari setetes mani hingga menjadi manusia dan berakhir menjadi bangkai yang kemudian dimasukkan ke kubur ,<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي </div><b><i> “ Wahai Allah, Engkau Tuhanku ” </i></b><br />
Rabb dalam bahasa Arab memiliki 3 makna , yaitu : <b><i> Pemilik , Pengasuh dan Tuhan Yang disembah </i></b>. Ketiga makna ini berpadu pada Rabbul ‘alamin , Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Memiliki, Yang Maha memelihara dan Tuhan Yang Maha disembah . Yang Memelihara kita siang dan malam dan pemeliharaanNya akan lebih indah bagi mereka yang mau memperindah hari-harinya dengan tuntunan Yang maha indah . Wahai Allah, Engkaulah Yang Maha Mengasuhku , dan mengasuh seluruh sel tubuhku , Yang Maha Mengetahui kapan waktuku lahir dan kapan waktuku wafat , Yang Menciptakan ayah ibuku dan seluruh manusia dan menciptakan keturunanku hingga akhir zaman , Kau Maha Melihat dan mengatur kejadian yang pernah terjadi pada ayah ibuku dan seluruh nenek moyangku dahulu hingga kejadian yang akan terjadi pada semua keturunanku kelak , Engkaulah Yang Maha Ada wahai Allah. Engkaulah Yang Maha Mengasuhku dan mengasuh alam semesta, Engkaulah Yang menciptakan aku , aku adalah hamba-Mu dan aku berada dalam sumpah setia kepada-Mu <b><i> “ Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah ” </i></b> bahwa aku tidak akan menyembah kepada selain-Mu dan nabi Muhammad adalah utusan-Mu , dan ucapan itu juga merupakan sumpah setia Allah kepada kita , bahwa orang yang tidak menyembah selain Allah dan mengakui nabi Muhammad sebagai utusan Allah , dan sumpah setia Allah adalah jika ia wafat dalam keadaan seperti itu , maka ia telah diharamkan dari api neraka , sebagaimana sabda sang nabi riwayat Shahih Al Bukhari :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَنْ قَالَ لَاإلهَ إِلَّا الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ فَقَدْ حَرَّمَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ </div>( صحيح البخاري ) <br />
<b><i> “ Barangsiapa yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas dari hatinya maka Allah haramkan ia dari api neraka ”( Shahih Al Bukhari ) </i></b><br />
Wahai Allah , terangi hari-hari kami dengan cahaya <b><i> “Laa ilaaha illallah” </i></b> . Hadirin hadirat , Dialah Yang menamakan diri-Nya Maha Bercahaya. Detik-detik ibadah adalah detik-detik cahaya , shalat adalah detik-detik cahaya , langkah menuju majelis dzikir atau majelis ta’lim , atau bekerja untuk menafkahi keluarga karena mencari keridhaan Allah maka langkah itu adalah langkah-langkah cahaya , demikian pula ucapan-ucapan dzikir dan doa itulah kalimat-kalimat yang bercahaya , cahayanya tidak terlihat mata namun dilihat oleh Yang Maha menciptakan semua mata , yaitu Rabbul’alamin subhanahu wata’ala . Mata tidak bisa melihat cahaya dzikir yang kita ucapkan , demikian pula langkah kaki kita menuju keluhuran , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ </div><b><i>“Barangsiapa yang kakinya berdebu di jalan Allah, niscaya Allah akan haramkan baginya api neraka”. </i></b><br />
Hadirin hadirat , maka hadits ini menunjukkan bahwa bumi bisa membawa kebahagiaan atau membawa kehinaan ,sebagaimana disabdakan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ </div>( صحيح البخاري ) <br />
<b><i> “ Barangsiapa mengambil tanah milik orang lain walaupun sejengkal niscaya akan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi ” . </i></b><br />
Di sisi lain , Al Imam Ibn Hajr Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan bahwa yang lebih memberatkan lagi adalah mencuri jalanan muslimin , misalnya; si fulan sudah memiliki rumah didepan rumahnya ada jalan , maka tanah untuk jalanan itu diambil untuk rumahnya, maka dalam hal ini ia akan ditindih dengan tujuh bumi oleh Allah di hari kiamat dan ia akan menyeret tujuh bumi itu untuk menghadap kepada Allah dihadapan seluruh manusia di padang mahsyar , meskipun hanya satu jengkal tanah maka bagaimana jika lebih banyak!? . Hadirin hadirat, kita lihat bahwa bumi ini bisa membawa musibah pada kita walau sampai di akhirah, dan juga bumi bisa membawa rahmah walaupun sampai ke akhirah , apa buktinya? Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tadi saya sampaikan :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ </div>Bukan sejengkal tanah , jika hadits yang sebelumnya adalah sejengkal tanah, tapi dalam hadits ini hanya terkena debunya saja , kemana pun saat kita pergi baik mengendarai motor atau mobil maka kaki pasti akan terkena debunya , kecuali jika kita terbang di udara sampai di majelis mungkin tidak akan terkena debunya , tetapi selama masih di atas bumi walaupun di atas mobil maka kaki akan terkena debunya, dengan mengendarai motor maka lebih banyak debunya , berjalan kaki lebih banyak lagi debunya . Sebagian orang mengatakan bahwa ini adalah untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah , tidak demikian karena Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini diucapkan oleh sang nabi ketika beliau menuju shalat Jum’at , menunjukkan bahwa hal ini dimaksudkan juga bagi orang yang menuju majelis dzikir atau majelis ta’lim , dan jika ia wafat di hari itu maka kakinya telah diharamkan Allah dari api neraka , sebab debu-debu yang ia injak menuju jalan Allah subhanahu wata’ala .<br />
Hadirin hadirat, Sang Maha Lembut selalu mengimbangi hal-hal yang memberatkan hamba-Nya dengan hal yang lebih besar meringankan hamba-Nya, demikian indahnya Allah subhanahu wata’ala . Dan Allah subhanahu wata’ala menyampaikan kepada sang nabi dalam riwayat Shahih Al Bukhari , dan sang nabi menyampaikan kepada kita ; “ bahwa orang yang menolong orang lain yang dalam kesulitan , maka ia dijanjikan Allah akan ditolong di hari kiamat , seraya bersabda Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ</div>(صحيح البخاري ) <br />
<b><i> “Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang muslim suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan menghilangkan dari orang itu suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat.” </i></b><br />
Seseorang tidak apa-apa jika tidak dibantu dalam kesulitan dunia, mungkin puncak kesulitan itu akhirnya mati kelaparan, misalnya. Tetapi di akhirat akan berhadapan dengan penjara yang kekal dan abadi, disaat itu pertolongan Allah muncul bagi mereka yang menolong orang lain yang kesulitan di dunia , maka lakukanlah. Menolong orang lain bisa dengan harta , bisa dengan ucapan atau perbuatan , bisa dengan sms , bisa dengan senyum , bisa dengan budi pekerti . Jadi jangan dikelompokkan pada satu hal saja melainkan banyak hal yang semestinya kita bisa menolong orang lain . Terkadang seseorang meremehkan doa , padahal para ahlu ma’rifah billah, para muqarrabin dan shiddiqin dijelaskan bahwa ia mendapatkan seluruh pahala hidayah orang yang bertobat kepada Allah dan orang yang beribadah kepada Allah di segala penjuru dunia, semua orang yang masuk Islam maka ia kebagian pahalanya , semua orang yang beribadah di dunia ia kebagian pahalanya , kenapa? karena ia mendoakan seluruh ummat di dunia ini . Sebagaimana di dalam surah Al Fatihah kita mendoakan orang lain,<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ </div>( الفاتحة : 6 ) <br />
<b><i> “ Tunjukkan kami ke jalan yang lurus”( QS. Alfatihah : 6) </i></b><br />
Kalimat <b><i> “kami” </i></b> kita maknakan seluruh penduduk bumi , maka mereka yang masuk Islam , mereka yang mendapat hidayah , mereka yang bertobat , orang shalih yang beribadah , maka kita akan mendapatkan semua pahalanya karena kita mendoakan mereka semua . Dan setiap orang yang mendoakan saudara lainnya maka malaikat berkata :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> آمِيْن وَلَكَ مِثْلُهُ </div><b><i> “ Amin , dan untukmu sebagaimana doamu ” </i></b><br />
Jika seseorang mendoakan shalihin maka pahalanya kembali kepada dirinya juga, mendoakan orang-orang di luar Islam supaya mendapatkan hidayah kemudian orang itu masuk Islam maka ia mendapatkan pahalanya padahal (mungkin) mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Berapa milyar penduduk bumi di barat dan timur yang mendapat hidayah dan pertolongan dari Allah, mka ia mendapatkan pahalanya hanya karena keluasan hatinya dalam munajat , didalam relung jiwa ia menyeru kepada Allah subhnahu wata’ala. Hati kita ini kecil hanya sebesar gepalan tangan manusia tetapi ia menyimpan rahasia keluhuran Ilahi , rahasia keagungan Rabbul ‘alamin , maka hanya dengan beberapa kalimat yang diucapakan ia bisa merangkul sedemikian banyak pahala karena ma’rifahnya kepada Allah subhanahu wata’ala , Allah jadikan aku dan kalian termasuk diantara mereka , semoga Allah bukakan jiwa kita seluas-luasnya hingga Allah subhanahu wata'ala menjadikan ibadah kita yang sedikit dan tidak berarti, berubah menjadi gelombang yang sangat luas bahkan lebih luas dari samudera . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari bahwa Allah Maha Mampu melipatgandakan dosa yang sebesar biji gandum hingga menjadi gunung yang besar , Allah Yang Maha Melipatgandakan , dan bagaimana melipatgandakannya ? tentunya sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ </div><b><i> “Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat"</i></b><br />
Semoga Allah membukakan keluhuran niat kepada kita semua, Amin . Dan janganlah tertipu dengan datangnya musibah , karena kesedihan itu dibalas dengan kebahagiaan yang berlipatganda lebih dari kesedihan itu . Diantara contohnya adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> مَا مِنَ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوْتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ اْلوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحنَثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ </div><b><i> "Tidaklah seorang muslim yang meninggal tiga anaknya yang belum baligh, kecuali Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya"</i></b><br />
Maka salah seorang sahabat berkata <b><i>: " bagaimana jika hanya dua yang meninggal wahai Rasulullah ?" </i></b>, maka Rasul menjawab <b><i>: " Meskipun dua anaknya yang meninggal maka ia diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan dimasukkan ke surga"</i></b> , kenapa ? karena ia telah melewati kesedihan yang berat . Allah tidak tega melihat hamba yang melewati kesedihan yang berat , maka Allah gantikan kesedihan itu dengan kebahagiaan yang kekal . Seseorang yang kehilangan anaknya satu,dua,atau tiga maka kesedihannya akan hilang dalam beberapa tahun dan setelah itu ia akan lupa, tetapi balasan dari Allah atas kesedihan itu akan abadi . Demikian Sang Maha Indah mengganjar setiap kesedihan , maka berbahagialah dan bersenang-senanglah dengan Yang Maha Indah. Jadikan langkah-langkah kita cahaya , ucapan kita cahaya , perbuatan kita cahaya , ibadah kita cahaya, pekerjaan kita cahaya , siang dan malam kita cahaya , dan jika kita terjebak dalam dosa maka mintalah kepada Yang Maha Bercahaya untuk menerangi kita dengan cahaya pengampunannya .<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Demikianlah Allah subhanahu wata’ala memuliakan para hamba-Nya . Dan doa serta munajat sangat banyak membuka keluhuran hidup, dan telah kita dengar bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau adalah orang yang paling banyak berdoa , dan beliau bersabda riwayat Shahih Al Bukhari dalam kitab Adab Al Mufrad :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> أَعْجَزُالنَّاسِ أَعْجَزُهُمْ عَنِ الدُّعَاءِ </div><b><i> “ Orang yang paling lemah adalah yang paling lemah dari berdoa “</i></b><br />
Hadirin hadirat , sebagaimana yang telah kita dengar tentang sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad Ar, beliau digelari As Sajjaad karena setiap malam ia shalat sebanyak 1000 kali sujud yaitu 500 rakaat , dan dalam riwayat lain disebutkan sebanyak 2000 kali sujud yaitu 1000 rakaat . Al Imam Ali putra sayyidina Husain putra sayyidah Fathimah Az Zahra’ Ra dari sayyidina Ali bin Abi Thalib , cucu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam digelari As Sajjaad karena ia banyak bersujud . Ketika suatu waktu Al Imam Thawus Ar yang datang ke Masjidil Haram ingin shalat di maqam Ibrahim ( sebagaimana yang disunnahkan ), ia melihat ada seseorang yang telah mendahuluinya. Al Imam Thawus ini disebutkan dalam kitab Al Ghurar oleh Al Imam Al Hafizh Muhammad bin Alawy Ar , beliau adalah ulama pada abad ke-9 H . Maka Al Imam Thawus shalat di tempat lain sambil menunggu orang itu keluar dari maqam Ibrahim, tetapi orang itu terus melakukan shalat tiada henti-hentinya hingga mendekati waktu subuh barulah ia berhenti shalat dan terus berdoa lagi , maka Al Imam Thawus ingin mnyingkirkannya supaya bergantian shalat di maqam Ibrahim, tetapi setelah ia pandangi dari arah kiri dan kanannya , iapun mengenalinya dan ternyata orang itu adalah Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjaad putra sayyidina Husain bin Ali , cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , maka ia pun mundur dan mendengarkan doa yang diucapkan oleh sayyidina Ali Zainal Abidin :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> عَبْدُكَ بِفَنَائِكَ ,مِسْكِيْنُكَ بِفَنَائِكَ,فَقِيْرُكَ بِفَنَائِكَ,سَائِلُكَ بِفَنَائِكَ </div><b><i> “ Wahai Allah hamba-Mu dihadapan-Mu, hamba-Mu yang miskin dihadapan-Mu, hamba-Mu yang fakir dihadapan-Mu, si pengemis dihadapan-Mu ” </i></b><br />
Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad adalah orang yang juga setiap malam selesai shalat isya' ia selalu keluar membawa gandum yang dipikul di atas punggungnya kemudian dibagikan kepada anak yatim dan fakir miskin, diletakkan di depan rumah mereka tanpa mereka tau siapa yang memberinya . Dan hal itu diketahui ketika Al Imam Ali Zainal Abidin wafat maka ditemukan di bahunya bekas yang menghitam seperti kuli , jika seorang kuli bangunan yang sering membawa sesuatu dipundaknya maka kulitnya akan menghitam tebal karena selalu memikul beban berat dipundaknya. Tetapi kapan Al Imam Ali Zainal Abidin memikul beban berat?! beliau adalah seorang imam besar yang mulai pagi sampai malam mengajar , ternyata beliaulah yang di malam hari membagi-bagikan gandum kepada setiap fakir miskin di wilayah itu, karena kemudian banyak orang miskin yang mengadu disekitar wilayah yang sebelumnya mereka tidak termasuk dalam golongan fakir miskin , maka si Amir (penguasa) di wilayah itu kebingungan yang ketika itu banyak yang menjadi fuqara, padahal sebelumnya tidak pernah meminta sumbangan dan setelah mereka ditanya , mereka berkata : <b><i> “ Dulu setiap beberapa hari ketika malam hari selalu ada orang yang menaruh gandum di depan rumah kami tanpa kami ketahui siapa orangnya, dan orang itu tidak ada lagi setelah wafatnya Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad Ar” </i></b>, dialah orang itu setelah dilihat dari bekas hitam di bahunya akibat memikul beban yang berat, demikian Al Imam Ali Zainal Abidin . Adapun putra beliau Al Imam Muhammad Al Baqir Ar yang bersambung sanadnya Al Imam Malik dan Al Imam Hanafi kepada beliau , adalah seorang Imam besar yang juga menjadi rujukan luasnya syariah al muthahharah , dan ia juga seorang pendoa yang sangat indah doanya , seorang imam besar yang memiliki ratusan ribu murid dari kalangan para imam, para ulama’ , dan shalihin yang menjadi murid beliau, bagaimana ia lewati malam-malamnya? Ia selalu berdoa :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> اَللَّهُمَّ أَمَرْتَنِيْ فَلَمْ أَعْتَمِرْ وَنَهََيْتَنيِْ فَلَمْ أَنْزَجِرْ هَاأَناَ عَبْدُكَ بَيْنَ يَدَيْكَ مُذْنِبٌ مُخْطِئٌ مُقِرٌّ بِذَنْبِيْ فَلَا أَعْتَذِرُ </div><b><i> " Wahai Allah Engkau banyak memberiku perintah tapi banyak yang belum aku kerjakan, Engkau banyak menyampaikan larangan tapi tidak aku tinggalkan, inilah hamba-Mu dihadapan-Mu dalam keadaan berdosa dan bersalah dan aku mengakui seluruh dosaku, dan aku tidak menutupi dosaku dengan alasan apapun" </i></b><br />
Demikianlah Al Imam Muhammad Al Baqir Ar, begitupula putranya Al Imam Al Imam Ja'far As Shadiq Ar, seorang imam besar yang ketika berdoa ia berdoa dengan satu nama Allah, maka lisannya terus menyeru <b><i> “ Ya Rabb , Ya Rabb ” </i></b> dan tidak berhenti sampai nafasnya selesai , ketika nafasnya selesai ia ganti dengan lafadz yang lain <b><i> “ Ya Allah , Ya Allah ” </i></b> terus diserukan sampai nafasnya selesai dan kemudian diganti dengan dzikir asma Allah yang lain, ia ingin melewatkan satu nafas panjang itu berlalu dengan menyebut nama Allah Yang Maha Luhur .<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Demikian para shalihin dan para muqarrabin yang selalu mendekatkan kita kepada cahaya kemuliaan doa , kepada keluhuran , kepada munajat , kepada keindahan dunia dan akhirah , sejukkan hatimu dengan doa dan angkat kedua tanganmu satukan jari kelingking kanan dan kirimu ,dan berdoalah kepada Allah dengan air matamu, karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : <br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحيِيْ مِنْ العَبْدِ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا لَا يَضَعُ فِيْهِمَا خَيْرًا </div><b><i> “Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu dan Pemurah, Dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat kedua tangan untuk berdoa lalu mengembalikannya dengan tangan hampa tanpa memberikan suatu kebaikan padanya” </i></b><br />
Jika ada hamba yang mengangkat kedua tangan kepada-Nya , mengemis dan meminta, maka Allah malu jika kedua tangan itu turun tanpa diberi anugerah apa-apa, pastilah ia diberi hadiah , seperti halnya seorang yang dermawan tidak boleh ada orang lain yang mengangkat tangan pastilah ia diberi, maka terlebih lagi Allah subhanahu wata’ala . Maka bermunajatlah , maka memohonlah , mari kita bersama-sama menyeru kepada Allah agar Allah menenangkan kita dengan setenang-tenangnya , Allah membenahi keadaan kita seindah-indahnya , Allah mempermudah segala urusan kita zhahir dan bathin semudah-mudahnya , Allah berlemah lembut kepada kita dengan selembut-lembutnya , Allah ampuni dosa-dosa kita dengan seluas-luas pengampunan . Wahai Allah...nama Yang Maha Agung dan Maha Luhur , bibir kami bergetar menyebut nama-Mu maka fahamilah seluruh keadaan kami , seluruh wajah ini mempunyai harapan dan munajat yang hingga malam ini belum Engkau kabulkan , maka kabulkanlah seluruh hajat kami dengan rahmat-MU, demi kesejukan nama-Mu Yang Maha Indah dan Maha Luhur... <br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ... </div>Ucapkanlah bersama-sama<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ . </div>Hadirin hadirat , kita ingat setiap kali mendengar kalimat talqin <b><i> “ Laa ilaaha illallah ” </i></b> ada imam pertama nabi kita sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang ketika ditanya : <b><i> “ Wahai Rasul kejadian apa yang paling menyakitkan bagimu semasa engkau berdakwah di Makkah sebelum engkau hijrah?” </i></b>, maka beliau menjawab : <b><i> “ salah satunya adalah ketika aku berdiri dihadapan orang banyak lalu kukatakan kepada mereka “ wahai kelompok manusia ucapkanlah Laa ilaaha illallaah , maka mereka berdesakan dan beramai-ramai mendekati aku untuk meludahiku dan memukuliku , itu adalah hal yang paling pahit bagiku” </i></b>. Oleh sebab itu para ulama aslafuna shalihin mengabadikan hal itu , setiap selesai majelis mereka akhiri dengan kalimah talqin untuk mengingat perjuangan sang nabi dahulu ketika meminta sekolompok manusia untuk mengucapkan kalimat tauhid maka mereka beramai-ramai meludahi dan memukuli beliau , tetapi zaman sekarang tidaklah kalimat <b><i> Laa ilaaha illallaah</i></b> diucapkan dihadapan muslimin kecuali gemuruh muslimin menjawab kalimat itu, keberkahan dari perjuangan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kesuksesan dalam hari-hari kita , Amin Ya Rabbal ‘alamin.<br />
<br />
http://majelisrasulullah.org/Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-35011334599356655792010-03-14T03:39:00.001-07:002010-03-14T03:39:53.980-07:00Tujuh Dosa Besar Yang Mencelakakan<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> <b> قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأْكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلَاتِ </b></div><b> (صحيح البخاري)</b><br />
<b> </b> <b><i>" Jauhilah tujuh dosa besar yang mencelakakan, para sahabat berkata: " apakah itu wahai Rasulullah?", Rasul bersabda: " Syirik (menyekutukan Allah), dan sihir, dan membunuh orang yang dilarang oleh Allah kecuali dengan kebenaran, dan memakan riba, dan memakan harta anak yatim, dan melarikan diri dari peperangan, dan menuduh zina terhadap wanita baik-baik". ( Shahih Al Bukhari ) </i></b><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ </div>Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya terpujilah seorang hamba, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya berjatuhanlah dosa, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya penuhlah timbangan amal. <b><i> Alhamdulillah tamla’ulmiizaan, (Shahih Muslim) </i></b> memuji Allah memenuhi timbangan amal. Karena seluruh hakikat ibadah adalah memuji Allah, hakikat sujud adalah memuji dan mengagungkan Allah, hakikat shalat dan seluruh ibadah adalah pengagungan memuji Rabbul 'alamin. <b><i> Alhamdulillahi Rabbil 'aalamin, </i></b> puji kemuliaan dan keluhuran bagi Allah penguasa alam semesta, Maha Tunggal dan Maha Abadi, Maha menyejukkan jiwa hamba-hamba-Nya yang mengingat-Nya, sebagaimana firman-Nya:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ </div>( الرعد: 28 )<br />
<b><i>"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (QS. Ar Ra'd: 28 ) </i></b><br />
Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah maka akan tenang jiwa-jiwa orang yang beriman, ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah tenanglah sanubari, dan puncak kegundahan terbesar akan lebur dan sirna menjadi kesejukan dan ketenangan dengan mengingat Allah, Maha Raja Tunggal penguasa jagad raya semesta, Yang menciptakan seluruh alam dari tiada, Yang akan menjadikan kehidupan setelah kehidupan, semoga aku dan kalian didalam kebahagiaan dunia dan akhirah, dilimpahi kebahagiaan oleh Sang Pemilik alam rahim, Sang Pemilik alam dunia, Sang Pemilik alam barzakh, Sang Pemilik alam akhirah, siapakah Dia?, Dialah Yang menamakan diri-Nya <b><i> Al Qariib ( Yang Maha Dekat ), </i></b> Dialah Yang menamakan diri-Nya <b><i> Al Ghafuur As Syakuur ( Yang Maha Mengampuni dan Maha Berterimakasih dan membalas jasa ), </i></b> namun jangan lupa pula bahwa Allah adalah <b><i> Al Malik Ad Dayyaan ( Maha Raja Yang berhutangbudi seluruh makhluk kepada-Nya), </i></b> karena kita telah diberi jasad yang sempurna, bisa saja Allah memberikan kepada kita jasad hewan atau jasad tumbuhan, namun Allah memberikan kepada kita jasad manusia. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah mengelompokkan kami kedalam ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, pembawa kedamaian dan kebahagian dan keluhuran dunia dan akhirah, diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang wanita yang sedang ziarah kubur dan menangis di kuburan itu, maka Rasul bersabda:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> اِتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ </div><b><i> " Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah "</i></b><br />
Maka wanita itu menghardiknya dan berkata: " engkau tidak mendapatkan musibah seperti aku, maka diamlah !!", sang nabi yang pemaaf dan berhati mulia, manusia yang paling sopan dan ramah pun terdiam dan sabar, kemudian meninggalkan wanita itu, itulah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian datanglah seseorang kepada wanita itu dan berkata: " Taukah engkau siapa yang telah kau bentak tadi ?", maka wanita itu menjawab: "ia seseorang yang menasihati aku karena ia tidak mendapat musibah seperti aku" , orang itu berkata: " dia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", maka wanita itu menangis dan menjerit meninggalkan pemakaman dan mengejar sang nabi, dan ketika itu nabi Muhammad telah masuk ke dalam rumahnya, ketika wanita itu sampai di rumah sang nabi ia berlutut dan berkata: "maafkan aku wahai Rasulullah", sang nabi hanya tersenyum seraya bersabda:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِنَّمَا الصَّبْرُ فِي الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى </div><b><i> "Sesungguhnya sabar itu dipermulaan musibah"</i></b><br />
Jika ingin bersabar hendaknya dari tadi sehingga tidak perlu meminta maaf, demikian perkataan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Alangkah indahnya sayyidina Muhammad. Diriwayatkan ketika sang nabi didatangi oleh seorang wanita miskin dan wanita itupun gemetar karena kewibawaan sang nabi, sayyidul awwaliin wal akhiriin rahmatan lil 'alamin, wajah yang paling berlemah lembut dan paling bercahaya dari semua wajah, wajah yang dikatakan oleh salah seorang sahabat ketika ditanya " bagaimana wajahnya Rasulullah? ", maka ia menjawab: " aku tidak pernah betul-betul mengangkat kepala dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku tidak mampu menyifatkannya dengan jelas ". Ketika wanita itu gemetar maka sang nabi berkata: " tenangkan dirimu jangan gemetar, aku adalah utusan Allah , jika engkau tidak ingin datang kesini menemuiku maka panggillah aku, aku akan datang dimanapun engkau berada". Demikian indahnya sang nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam wabaaraka 'alaihi wa 'alaa alih.<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Allah subhanahu wata'ala berfirman:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا </div>( النصر : 1-3 )<br />
<b><i> "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat". ( QS. An Nashr: 1-3 ) </i></b><br />
Ketika telah datang waktunya pertolongan Allah dan kemenangan, yaitu tanda bahwa Islam akan mencapai kemenangan. Dan ayat ini turun beberapa bulan sebelum Fath Makkah, sebagai isyarat kepada sang nabi bahwa Fath Makkah akan segera terbit dan terjadi. Ketika ayat ini turun maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah, diantara isi khutbah itu adalah: <b><i> "dipilihkan untuk seseorang antara hidup di dunia atau di sisi Allah, maka ia memilih di sisi Allah",</i></b> maka menjerit dan menangislah khalifah Abu Bakr As Shiddiq RA dan beberapa orang sahabat, para sahabat yang lain saling memandang dan heran karena Rasul hanya berkata: "bahwa dipilihkan untuk seseorang antara hidup di dunia atau di sisi Allah, maka ia memilih di sisi Allah" mengapa Abu Bakr dan sebagian sahabat menjerit dan menangis?!, karena hal itu adalah tanda mulai dekat waktu wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan tidak lama kemudian setelah Fath Makkah maka sang nabi pun wafat. Dan semoga semakin dekat pula Fath Jakarta bagi kita, amin ya rabbal 'alamin.<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Sampailah kita pada hadits agung, yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأْكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلَاتِ </div>(صحيح البخاري)<br />
<b><i> " Jauhilah tujuh dosa besar yang mencelakakan, para sahabat berkata: " apakah itu wahai Rasulullah?", Rasul bersabda: " Syirik (menyekutukan Allah), dan sihir, dan membunuh orang yang dilarang oleh Allah kecuali dengan kebenaran, dan memakan riba, dan memakan harta anak yatim, dan melarikan diri dari peperangan, dan menuduh zina terhadap wanita baik-baik". ( Shahih Al Bukhari ) </i></b><br />
Tujuh dosa besar yang membawa kecelakaan dan membawa musibah serta kemurkaan Ilahi. Yang <b><i> pertama</i></b> Syirik yaitu menyembah selain Allah, namun siapapun yang menyembah selain Allah jika ia bertaubat maka diterima taubatnya oleh Allah. Sebagian orang mengatakan (karena kesalahfahaman) bahwa dosa yang tidak diampuni oleh Allah adalah menyembah selain Allah, memang betul jika orang itu tidak bertaubat tetapi jika ia bertaubat maka ia diampuni oleh Allah subhanahu wata'ala. Namun dosa-dosa yang lain jika tidak menyembah selain Allah, itu akan mendapatkan pengampunan Allah kelak walaupun terlambat, tetapi kalau syirik (menyekutukan Allah) maka ia tidak diampuni Allah kecuali jika ia sudah bertaubat, karena tidak ada satu dosa pun yang tidak pupus dengan taubat. <b><i> Kedua </i></b> adalah Sihir, yang merupakan dosa besar. Banyak sekali pertanyaan yang muncul kepada saya di forum website, email, surat dan lainnya tentang bagaimana hukumnya sihir?, jelas sudah bahwa sihir adalah dosa besar karena sihir itu memperbudak atau mempertuan syaitan atau jin untuk membawa celaka atau musibah bagi orang lain. Hubungan yang dilarang antara manusia dengan jin ada dua hal yaitu memperbudaknya dan mempertuannya, kalau bersahabat dengan jin tidak ada larangannya dalam syariah dan dalam semua madzhab. Karena dijelasakan oleh para Ulama kita bahwa jin juga ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا ، يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا </div>( الجن :1-2 )<br />
<b><i> " Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami ". ( QS. Al Jin: 1-2 ) </i></b><br />
Di ayat yang lain dalam surah Al Jinn juga disebutkan:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا </div>( الجن : 11 )<br />
<b><i> " Dan sesungguhnya di antara kami (ucapan ara jin) ada yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya, Kami menempuh jalan yang berbeda-beda ". ( QS. Al Jin: 11 ) </i></b><br />
Dan firman Allah dalam ayat yang lain :<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا </div>( الجن : 19 )<br />
<b><i> " Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya ". ( QS. Al Jin: 19 ) </i></b><br />
Jadi yang dilarang adalah memperbudak jin atau mempertuannya, sedangkan bersahabat dengan jin tidak ada larangannya namun tidak ada pula perintahnya. Oleh sebab itu para ulama' tetap pada posisinya bahwa bersahabat dengan jin tidak ada larangannya dan tidak ada perintahnya. Kalau bersahabat dengan manusia ada perintahnya dan itu merupakan sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Namun jin juga ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagian dari mereka yang beriman. Hadirin hadirat, sihir adalah perbuatan para dukun untuk mencelakakan dan merugikan orang lain dengan memperbudak atau mempertuan jin, maka itu merupakan perbuatan dosa besar, termasuk juga ramalan, maka jangan tertipu, zaman sekarang orang-orang justru membayar untuk mendapatkan dosa besar, misalnya ikut ramalan di SMS tentang rizki atau yang lainnya, rizkimu jangan sampai engkau pasrahkan pada SMS, karena rizkimu adalah dari Allah subhanahu wata'ala. Barangkali karena kita kirim SMS ramalan seperti itu dan mengeluarkan biaya 1000, 2000, atau 5000 hanya jumlah kecil tetapi bisa jadi Allah akan menutup jutaan rizki kita karena Allah subhanahu wata'ala melihat hamba-Nya telah memasrahkan takdirnya kepada SMS, lebih percaya pada SMS daripada kepada Allah. Maka jauhilah hal itu, jangan sampai harta kita terlibat dalam hal itu. Demikian pula Rasul shallallahu 'alaihi wasallam memberi penjelasan kepada kita agar kita tidak terus ketakutan dengan hal-hal yang syirik (menduakan Allah), karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> أَنِّيْ لَسْتُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوْا بَعْدِيْ وَلِكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوْا فِيْهَا </div><b><i> " Sesungguhnya aku tidak khawatir terhadap kalian akan syirik, tetapi aku khawatir (terhadap kalian) akan dunia dan kalian saling berlomba didalamnya "</i></b><br />
Jika seseorang sudah Muslim maka jangan risau akan jatuh pada perbuatan syirik, karena tidak semua yang dikatakan oleh sebagian saudara kita tentang hal yang syirik itu adalah syirik, tapi karena kejahilan mereka terhadap syariah maka mereka mengatakannya syirik. Banyak pula pertanyaan muncul kepada saya tentang pusaka-pusaka, bagaimana hukumnya, dan menyimpan barang-barang para shalihin apakah hal itu diperbolehkan?. Hadirin hadirat, Al Qur'an telah menjelaskan kemuliaanya, bukan lagi hadits. Allah subhanahu wata'ala berfirman:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> <b> وَقَالَ لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ إِنْ كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ( البقرة: 248 )<br />
</b></div><b><i> " Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman". ( QS. Al Baqarah: 248 ) </i></b><br />
<b><i> Thalut</i></b> diperintah oleh Allah melalui nabi untuk menjadi pemimpin melawan raja Jalut di masanya. Maka Thalut dicela oleh rakyatnya karena tidak memiliki apa-apa( harta). Maka Allah subhanahu wata'ala mendatangkan <b><i> Tabut </i></b> yaitu satu peti yang didalamnya terdapat benda-benda peninggalan nabi Harun dan nabi Musa. Dan tanda kekuasaan Thalut yaitu akan datang padanya peti yang berisi benda-benda peninggalan nabi Musa dan nabi Harun yang membawa ketenangan untuk mereka. Renungkan firman Allah:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> فِيْهِ سَكِيْنَةٌ </div><b><i> " Didalamnya (tabut) terdapat ketenangan "</i></b><br />
Apakah benda-benda itu?, buka seluruh kitab tafsir maka semua menjelaskan bahwa benda-benda itu adalah pakaian nabi Musa, tongkat nabi Musa, sandal nabi Harun, dan lainnya, ada apa dengan benda-benda itu?!. Benda yang disentuh oleh para shalihin dan para nabi tidak disia-siakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Sebagaimana Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berdoa di maqam Ibrahim di hadapan Ka'bah. Rasul berdoa di tempat nabi Ibrahim berdoa, padahal jarak antara Nabi Muhammad dan nabi Ibrahim ribuan tahun yang lalu, namun Rasul shallallahu 'alaihi wasallam shalat di tempat itu, tempat nabi Ibrahim pernah berdoa, tanah bekas pijakan nabi Ibrahim. Para shalihin terdahulu tidak dilupakan oleh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau melakukan shalat di tempat itu, maka Allah tetapkan dengan firman-Nya:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى </div>( البقرة: 125 ) <br />
<b><i> " Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat ". ( QS. Al Baqarah: 125 ) </i></b><br />
Jadi, barang pusaka atau peninggalan para shalihin itu bukan untuk dipertuan atau diagungkan atau untuk disembah, bukan untuk dijadikan mempunyai kekuatan untuk merubah takdir, tetapi karena menghargai barang-barang para shalihin terdahulu adalah sesuatu yang telah dijalankan pada ummat saat ini dan ummat sebelumnya dan juga didukung oleh Al qur'an Al Karim.<br />
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah<br />
<br />
Lalu bagaimana jika dimandikan dengan air kembang?, boleh-boleh saja karena zaman dulu belum ada sabun maka menggunakan air kembang, kalau zaman sekarang boleh dengan sabun untuk mewangikannya dan melindunginya dari karat agar tidak rusak, tapi jangan menganggap bahwa benda-benda itu bisa mengubah takdir Allah subhanahu wata'ala. Sebagaimana sayyidina Umar bin Khattab Ra saat mencium Hajar Aswad beliau berkata:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> إِنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ لَوْلَا قَبَّلَكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَا قَبَّلْتُكَ </div><b><i> " Sesungguhnya kau adalah batu yang tidak memberi mudharat dan manfaat, kalau bukan karena Rasulullah telah menciummu maka aku tidak akan menciummu "</i></b><br />
Batu tidak lebih dari batu, tidak bisa membawa bahaya dan manfaat, tetapi setelah dicium oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam maka semua orang berebutan untuk mencium Hajar Aswad, karena menjadi sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.<br />
Hadirin hadirat, dan bagaimana caranya menangani sihir? banyak dzikir-dzikir nabawy yang meruntuhkan sihir. Kalau di rumah ada sihir yang tidak bisa dikalahkan, sihir atau syaitan dan jin tidak mau keluar terus saja mengganggu di rumah itu, maka bacakan surah Al Baqarah di rumah itu, surah Al Baqarah adalah surah terpanjang dalam Alquran dan hampir mencapai 3 juz, maka bagikan untuk beberapa orang agar membacanya di dalam rumah tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: <b><i> " Rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al Baqarah maka tidak akan dimasuki syaitan". (shahih Muslim) </i></b><br />
Hadirin hadirat, <b><i> yang ketiga </i></b> adalah Membunuh seseorang kecuali dengan kebenaran. Maksudnya adalah membela diri. Memebela diri sehingga orang yang ingin mencelakai terbunuh maka hal ini tidak dilarang dalam syariah, atau karena mempertahankan nyawa kita, harta kita, atau masyarakat kita, misalnya diserang dan kita membela diri hingga terbunuh orang yang menyerang kita, maka hal itu adalah kebenaran. Tetapi sengaja membunuh adalah salah satu diantara tujuh dosa besar, demikian sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. <b><i> Yang keempat </i></b> adalah makan hal yang riba, wal'iyadzu billah. Allah subhanahu wata'ala berfirman:<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ </div>( البقرة: 275 )<br />
<b><i> " Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya ". ( QS. Al Baqarah: 275 ) </i></b><br />
Kelak di hari kiamat orang-orang yang memakan riba, mereka akan berdiri dengan bergetar dan berguncang seakan-akan mereka dirasuki oleh syaitan, karena mereka telah memakan riba di masa hidupnya, dan mereka berkata ketika di dunia bahwa jual beli itu sama saja seperti riba. Riba adalah perdagangan atau jual beli yang mengandung bunga. Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (bunga yang berlipat). Dan barangsiapa yang berhenti dari memakan riba maka Allah subhanahu wata'ala akan memaafkan dan mengampuninya, dan semua dosa yang pernah ia perbuat akan kembali kepada Allah Yang Maha Pemaaf, dan barangsiapa yang tetap melakukannya maka ia akan sampai kedalam api neraka dan kekal didalamnya. Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa: <b><i> "orang yang memakan riba maka di hari kiamat ia berada di sungai darah",</i></b> demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Muncul banyak pertanyaan kepada saya tentang bagaimana hukumnya riba di masa kini?, tentunya hukumnya tidak berubah tetapi jauhilah semampunya dan Allah tidak memaksa kita melebihi dari kemampuan kita. Misalnya ada yang bekerja di BANK Konvensional bagaimana hukumnya?, tentunya terlibat riba. Tetapi jika ia menanggung nafkah yang primer dan jika ia berhenti bekerja maka akan membawa mudharat yang lebih besar lagi maka boleh saja pekerjaan itu diteruskan tapi jangan pernah berhenti berjuang untuk mencari pekerjaan lain, terus berjuang mencari pekerjaan lain dan ketika menemukannya maka langsung pindah, jika terjebak dalam nafkah yang primer yang mana jika pekerjaan itu ditinggalkan akan membawa mudharat yang lebih besar lagi, kelaparan, kematian, pencurian atau hal yang lebih buruk lagi . Oleh sebab itu diantara kita yang terjebak dalam pekerjaan yang mengandung bunga maka hati-hatilah dan saran saya terus mencari pekerjaan lain, begitu ada maka segera pindah jangan terus bertahan. Kita di akhir zaman ini pastilah selalu terjebak dalam perbuatan riba yang mana perdagangan pasti kesemuanya melewati Bank Konvensional, namun yang sangat membuat kita gembira saat ini sudah mulai banyak Bank Konvensioanl yang membuka Bank Syariah, BCA sudah merencanakan Bank Syariah, BNI dan lainnya, semua Bank Konvensional telah membuat Bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kita dibantu oleh Allah subhanahu wata'ala untuk mengarah kepada bebas dari riba, karena Bank Syariah bebas dari riba sedangkan Bank Konvensional secara mutlak terdapat riba di dalamnya. Maka berhati-hatilah terhadap riba ini, dan berusahalah semampunya namun Allah tidak memaksa melebihi dari kemampuan kita. Dan jika tidak mampu lagi untuk meninggalkannya, maka jangan berprasangka buruk kepada Allah, Sang Maha Pemaaf tetap pemaaf, jangan berhenti berdoa agar dilepaskan dari jebakan-jebakan dunia dan dibebaskan menuju kemakmuran di dunia dan akhirah, Dialah ( Allah ) Yang memiliki kemakmuran dunia dan akhirah.<br />
Hadirin hadirat, <b><i> yang kelima </i></b> adalah memakan harta anak yatim. Hal ini sudah masyhur dan tidak perlu lagi saya perjelas banyak, hanya saya ingin menukil sedikit bahwa banyak diantara saudara-saudari kita yang membuat acara santunan anak yatim, hal ini sangat mulia namun hati-hati orang yang menyumbang itu, jika ia keluarkan uangnya untuk menyantuni anak yatim maka jangan sampai masuk kedalam perut orang yang selainnya, santunan anak yatim tapi juga ada tamu-tamu selain mereka dan kemudian diberi makan dari santunan anak yatim itu, ingat itu harta milik anak Yatim tanpa ia sadari, jika anak Yatim itu tidak ridha maka ia masuk kedalam dosa ini tanpa ia sadari, maka berhati-hatilah, yang menyantuni anak yatim boleh-boleh saja, tapi disebutkan dan diperjelas, misalnya untuk santunan anak yatim sekian,,konsumsi sekian,,untuk menyambut tamu sekian..dan lainnya. Jadi orang yang mengeluarkan uang tau bahwa itu tidak hanya menyantuni anak yatim saja, tetapi ada biaya untuk menyambut tamu, biaya untuk panggung dan lain sebagainya, jadi uang yang mereka keluarkan tidak 100 % untuk santunan anak yatim, demikian hadirin yang perlu kita waspadai. <b><i> Yang keenam </i></b> adalah melarikan diri dari peperangan, yaitu saat peperangan membela Islam, membela negara dan bangsa, membela rakyat, membela wilayah kita, disaat itu ia melarikan diri karena menyelamatkan dirinya, maka ia terkena dosa besar. Maka jangan melarikan diri ketika kita atau wilayah dan negara kita diserang oleh musuh. Dan yang terakhir <b><i> (Ketujuh) </i></b> adalah menuduh wanita baik-baik melakukan zina, hati-hati jangan sampai kita terjebak dalam hal ini, jangan sembarang menuduh berzina pada wanita baik-baik, misalnya melihat seorang wanita dan lelaki berjalan ke suatu tempat sepi dan mengatakan " mereka itu berzina ", hati-hati kata-kata itu adalah dosa besar. Jika tidak ada 4 orang saksi yang betul-betul menyaksikan persetubuhannya maka hal itu adalah "menuduh wanita baik-baik melakukan zina", yang itu adalah termasuk dosa besar. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan bahwa wanita yang baik-baik lantas dituduh berbuat zina, barangkali wanita atau pria yang berbuat hal-hal yang melanggar syariah tapi tidak sampai pada perbuatan zina, maka jangan dikatakan berzina karena hal itu dosa besar, demikian saudara saudariku yang kumuliakan. Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha menyambut hamba-hamba-Nya ketika mereka ingin memperbaiki diri, Allah subhanahu wata'ala Maha menyambut dengan hangat jiwa-jiwa yang ingin dekat kepada-Nya, sambutan Rabbul 'alamin akan agung di dunia dan akhirah. Kita berdzikir bersama, bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan. Dan sebelum kita berdzikir, saya ingin memberikan hadiah kepada dua orang saudara kita dari Ransiki, mohon bapak dari Ransiki untuk berdiri agar semua bisa menyaksikan dan mendoakan, beliau ini akan berpisah dengan kita, besok akan kembali ke Papua Irin Barat. Ayahanda kita ini sudah 1 bulan di Jakarta untuk belajar syariah disini, belajar cara berwudhu, belajar shalat, belajar mengaji, belajar cara mengimami shalat, untuk mereka berdakwah nanti di wilayah Ransiki, dan merekalah yang memperjuangkan kedatangan santri-santri dari Ransiki, mereka berkata biarlah kami meninggal asalkan anak-anak bisa berangkat ke Jakarta, inilah perjuangan mereka . Saya akan menghadiahkan kepada mereka rida' (sorban), besok atau lusa mereka akan meninggalkan Jakarta, semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah subhanahu wata'ala, semoga panji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan dibawa oleh mereka ke wilayah mereka, semoga Allah memberi kekuatan kepada mereka untuk mengajarkan syariah disana, disana banyak muslimin muslimat yang tidak mengetahui cara berwudhu, tidak mengetahui cara shalat, tidak mengetahui cara berpuasa, dan mereka datang ke Jakarta dan duduk di Majelis ini dan tidak peduli usia mereka sudah lanjut, namun semangat juang mereka mewarisi semangat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka akan kembali dan semoga kelak menjadi imam-imam besar di Ransiki Irian Barat, amin allahumma amin. Kita bermunajat kepada Allah dan tasyakuran dengan ucapan guru mulia kita, ketika mendengar bahwa pimpinan bangsa kita, Bapak Presiden dan Wakil Presiden, para menteri dan juga aparat keamanan, Kapolda Metrojaya dan juga massa yang sangat banyak berkumpul dan berdzikir bersama di Monas di hari 12 Rabi'ul Awal, beliau mengatakan : <b><i> " Fath, Insyaallah dalam waktu dekat kemenangan akan sampai kepada kita",</i></b> Jakarta menjadi kota kedamaian sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala mengangkat tangan penuh dosa, mengharap pengampunan dari Yang Maha mengampuni, semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan kepada kita kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, pengabulan hajat, disingkirkan dari segala musibah diganti dengan kebahagiaan, dan keluasan, disingkirkan dari segala kesempitan, dilimpahi kemudahan dan dijauhkan dari kegundahan untuk masyarakat Jakarta, dan juga masyarakat Papua, dan seluruh muslimin di barat dan di timur..<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا </div>Ucapkanlah bersama-sama<br />
<div style="font-size: 20px; text-align: right;"> يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ</div><div style="text-align: right;"><br />
</div><div style="text-align: right;"><br />
</div><div style="font-size: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;">http://majelisrasulullah.org/</span><br />
</div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7643968883793221985.post-47427935386659381692010-03-14T03:35:00.001-07:002010-03-14T03:35:49.905-07:00Kebiasaan Ummat Terdahulu<h2></h2><div class="snap_preview"><div style="text-align: justify;">“Sungguh kalian (banyak di antara ummatku) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan (sunana) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta. Kami (para sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?” Rasul bersbada: “Siapa lagi kalau bukan mereka?“ (Shahih Al-Bukhari)</div><a name='more'></a><br />
<span id="more-1988"></span><br />
<div style="text-align: justify;">Hamdan li Robbin khoshshonaa bi Muhammadin wa anqodzanaa min zhulumatil jaHli wad dayaajiri, alhamdu lillaaHil ladzii Hadaanaa bi ‘abdiHil mukhtaari man da’aanaa ilayHi bil idzni wa qod naadaanaa, labbayka yaa man dallanaa wa hadaanaa shallallooHu wa sallam wa baarik ‘alaiih wa ‘alaa aaliH. Alhamdu lillaaHil ladzii jama’anaa fi Haadzal majma’il kariim wa fii Haadzal jam’il ‘azhiim.</div><div style="text-align: justify;">Limpahan puji ke hadirat Allah, Maha Penguasa setiap ruh dan jiwa, Maha menerangi jiwa dan sanubari dengan cahaya khusyu’, Maha menenangkan jiwa dengan lezatnya doa, Maha memberi kemuliaan dalam sanubari agar terang benderang dan menjauh dari segala perbuatan hina dan selalu ingin dekat dengan Yang Maha Bercahaya. Allah Sang Penerang tunggal seluruh langit dan bumi, menerangi sanubari hamba-hamba-Nya, menuntun mereka dengan tuntunan-tuntunan keluhuran dengan perantara hamba-hamba-Nya yang dipimpin oleh kekasih-Nya, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dengan mencintai beliau maka sampailah seseorang kepada kesempurnaan iman.</div><div style="text-align: justify;">“Sungguh kalian (banyak di antara ummatku) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan (sunana) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta. Kami (para sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?” Rasul bersbada: “Siapa lagi kalau bukan mereka?“ (Shahih Al-Bukhari)</div><div style="text-align: justify;">Maka ummat ini semakin hari akan terus mengikuti adat non muslim dan akan semakin jauh dari sunnah nabi Muhammad (saw), meskipun seandainya non muslim itu masuk ke lubang biawak, niscaya mereka akan ikut juga ke lubang biawak. Maksudnya meskipun itu adalah hal-hal yang hina, maka akan diikuti juga oleh sebagian orang dari ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketika itu para sahabat bertanya : “Siapa mereka yang akan diikuti oleh ummatmu kelak di akhir zaman, apakah mereka yahudi dan nashrani?” maka Rasul menjawab : “Kalau bukan mereka siapa lagi?“.</div><div style="text-align: justify;">Kebiasaan-kebiasaan baik dari non muslim itu sunnah diikuti, tetapi kebiasaan-kebiasaan buruk tidak dibenarkan untuk diikuti, sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul melewati orang Yahudi yang berpuasa ‘asyura (tanggal 10 Muharram) maka ditanya oleh Rasul (Saw) : “Kenapa kalian puasa wahai orang-orang yahudi?” maka orang yahudi menjawab : “Kami berpuasa karena hari ini adalah hari keselamatan Musa (dari Fir’aun),“ maka rasul bersabda: “Kami lebih berhak memuliakan Musa daripada kalian.” Maka Rasul saw juga memerintahkan ummatnya untuk puasa ‘Asyura. Bukankah ini juga mengikuti adat yahudi?! Tetapi tentunya ada manfaat dan kemuliaannya, padahal nabi Musa juga termasuk orang yang berada di bawah payung nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah disumpah oleh Allah untuk setia kepada nabi Muhammad dalam firman-Nya :</div><div style="text-align: justify;">“Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “ketika Aku memberikan kitab dan hikmah kepada kalian (wahai para Nabi), lalu seorang rasul muncul (Nabi Muhammad saw di akhir zaman) dan membenarkan apa yang ada pada kalian, niscaya kalian mesti sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya, apakah kalian setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” mereka menjawab : “kami berjanji” . (lalu Allah berfirman) : kalau begitu bersaksilah kalian (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kalian.” ( QS. Al Imran: 81 )</div><div style="text-align: justify;">Seluruh nabi adalah pendukung nabi Muhammad saw, di masa mereka masing-masing telah mendakwahkan akan datangnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau saw lahir ke muka bumi. Maka jelas sudah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbijaksana atas hal-hal yang bermanfaat dan boleh diikuti. Tetapi yang tidak bermanfaat jangan diikuti, seperti yang telah disabdakan nabi saw sebagai memasuki lubang biawak, maksudnya adalah mengikuti hal-hal ynag tidak bermanfaat seperti memakai anting di hidung atau di lidahnya, hal ini tidak membawa manfaat, mengapa diikuti?! namun sebagian dari ummat Islam mengikutinya, sebagian di antara ummat terdahulu ada yang homoseksual, lesbian dan lainnya maka ummat di zaman sekarang ada yang mengikutinya, wal’iyazubillah. Semoga Allah menjaga kita semua dari maksiat.</div><div style="text-align: justify;">Semakin ke depan semakin banyak orang-orang yang menginginkan hal-hal seperti itu tersebarluas, mereka menginginkan juga orang-orang yang memusuhi nabi semakin banyak, supaya yang mengaku nabi semakin banyak, supaya yang mengaku Tuhan semakin banyak, yang mengaku malaikat semakin banyak, mereka ingin semua itu ada.</div><div style="text-align: justify;">Maka tugas kita sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak boleh sekedar diam, tapi masing-masing mempunyai cara, ada yang dengan cara terjun ke politik, kalau kita tidak terjun ke politik, kita berjalan dengan manhaj (tuntunan) Guru mulia kita, kita tetap membenahi umat dengan kedamaian, dengan ketenangan, dengan zikir, dengan shalawat, dengan budi pekerti yang baik, tidak ada daripada Majelis Rasulullah yang mendukung gerakan demo, kita membenahi dengan cara lain jadi tidak ada permusuhan dengan mereka yang berdemo karena satu niat dan satu tujuan. Demikianlah manhaj Guru Mulya, membenahi ummat dengan kedamaian, bukan dengan politik, bukan dengan demonstrasi, bukan dengan kekerasan, tetapi membenahi ummat dengan kedamaian, dengan kelembutan, dengan ketenangan, dengan zikir, dengan shalawat, dengan budi pekerti yang baik.</div><div style="text-align: justify;">Seandainya dicontohkan satu saudara kita jatuh ke jurang dan tersangkut, hampir jatuh ke dalamnya, ketika itu ada dua orang yang mau menolong, yang satu dengan cara turun langsung ke jurang untuk menolong, sedangkan yang satu lagi dengan cara menurunkan tali, keduanya sama-sama ingin menolong tetapi dengan cara yang berbeda. Jadi jangan saling menyalahkan karena sama-sama untuk menyelamatkan Islam. Majelis Rasulullah mempunyai cara, dan yang lain juga mempunyai cara, kaum muslimin muslimat berjalan dengan caranya sendiri tanpa ada permusuhan dengan siapapun, yang masih mengakui “Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullaah“ maka mereka masih saudara kita. Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak mengkafirkan ahlul qiblah. Jika ia baik maka ia lebih kita cintai, jika ia jahat, fasiq, zhalim dan selalu bermaksiat maka kita ajak dan doakan ia agar mendapat hidayah, itulah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana wasiat guru mulia kita kemarin ketika di Senayan bahwa orang-orang Muslim yang bermaksiat jangan dihardik, dicaci atau dimaki, tetapi sampaikan kepadanya kemuliaan dengan lemah lembut dan doakan serta kasihani, seperti itu peringatan Guru mulia kita ketika di Senayan kemarin, mungkin sebagian besar di antara kalian telah mendengarnya.</div><div style="text-align: justify;">Keadaan yang telah disampaikan nabi terjadi saat ini, kebanyakan ummat beliau telah menjauh dari sunnah-sunnahnya, dan gerakan Majelis Rasulullah mengembalikan ummat untuk kembali kepada ajaran sayyidina Muhammad saw, sunnah nabi Muhammad saw. Semoga gerakan-gerakan seperti ini dibangkitkan oleh Allah menjadi semakin makmur. Kini semakin besar gerakan-gerakan yang merusak tuntunan kedamaian sang nabi, semakin banyak muncul ajaran-ajaran sesat, semoga Allah makmurkan majelis-majelis nabi Muhammad saw, Allah makmurkan panggung-panggung dakwah sayyidina Muhammad saw yang membawa kedamaian, yang membawa kesejahteraan, sejahtera pada masyarakat dan juga pada alam, jika ketika ada Abu Bakr As Shiddiq di atas gunung Uhud maka gunung itu tidak boleh guncang, demikian yang disabdakan sang Nabi.</div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, perbanyak para shiddiqin di wilayah kami agar semakin reda musibah, jika ada As Shiddiq dalam suatu wilayah maka musibah akan menjauh, karena mendapat larangan langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah perintahkan kepada alam semesta untuk taat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bulan ketika dipanggil oleh Rasulullah saw, maka bulan itu datang, diperintah terbelah maka bulan itu terbelah, diperintah kembali, bulan itu kembali. Ketika pohon dipanggil maka pohon itu datang, ia keluar dengan mencabut akarnya bergerak ke kiri dan ke kanan ke depan dan ke belakang untuk mengeluarkan seluruh akarnya dari bumi, dan menyeret akarnya yang penuh tanah datang ke hadapan Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersalam kepada beliau saw, demikian yang telah disampaikan oleh Al Imam Qadhi Iyadh di dalam kitab As Syifaa. Oleh sebab itu para shiddiqin dan shalihin inilah yang seharusnya kita makmurkan lagi, karena para zhalimin sudah begitu banyak, orang-orang fasik sedemikian banyak dan semakin bertambah, semoga semakin banyak pula orang yang bertobat.</div><div style="text-align: justify;">Ya Rabb, makmurkan majelis-majelis yang mendukung pada bangkitnya para shalihin dan shiddiqin. Dan jangan lupa bahwa tidak sempurna iman kita jika belum sempurna cinta kita kepada sayyidina Muhammad. Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah adalah seorang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang digelari “Madinah Al ‘ilm“ (kota ilmu). Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ali kau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari kamu”</div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan juga di dalam Shahih Al Bukhari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah: “Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa?” (Shahih Al Bukhari)</div><div style="text-align: justify;">Begitu dekat kedudukan sayyidina Ali di sisi Rasul saw , namun ketika sayyidina Ali memegang khilafah dan banyak terjadi permasalahan, maka sayyidina Ali berkata: “Musyawarahkan dan putuskan apa yang kalian inginkan, sungguh aku benci perpecahan dan perselisihan sampai ada persatuan pada manusia, atau aku wafat seperti sahabat-sahabatku.”</div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud Sahabat beliau adalah sayyidina Abu Bakr, sayyidina Umar dan sayyidina Utsman radhiyallahu anhum, yaitu khalifah-khalifah sebelum beliau. Cita-cita beliau adalah persatuan, kalau tidak bisa menyatukan maka beliau memilih wafat menyusul para sahabatnya terdahulu. Demikian sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yang sangat dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.</div><div style="text-align: justify;">Wahai Allah kami bermunajat demi kedamaian Jakarta, demi kedamaian bangsa kami, agar Engkau tenangkan segala emosi dan pertikaian yang akan muncul diantara sesama muslimin dan muslimin dengan non muslim, jangan sampai ada permasalahan dan pertumpahan darah. Rabby, kami bermunajat atas nama-Mu Yang Maha Luhur agar Kau tenangkan jiwa-jiwa dari segala keinginan untuk berpecah belah dan bertumpah darah antara Muslimin dan antara Muslim dengan non Muslim. Rabby, jadikan Jakarta kota damai, jadikan Jakarta kota kedamaian sayyidina Muhammad, jangan Kau jadikan Jakarta kota pertumpahan darah dan permusuhan, jadikanlah bangsa ini bangsa yang damai, bangsa yang dipenuhi keberkahan, karena pertolongan Allah itu ada pada perkumpulan, sedangkan perpecahan serta saling hantam adalah bala’, dan azab dari Allah yang akan turun sesudah perpecahan itu. Rabby Rabby, jauhkan kami dari segala permasalahan, jauhkan kami dari segala perselisihan, jauhkan kami dari segala permusuhan dan jauhkan kami dari segala musibah, Ya Rahman Ya Rahim.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">http://artikelislami.wordpress.com/ </div></div>Muhammad Fatchur Rizqonhttp://www.blogger.com/profile/00159355699271835554noreply@blogger.com0